Bisnisia.id | Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data terbaru terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia untuk tahun 2024.
Berdasarkan laporan BPS, IPM Indonesia pada tahun ini mencapai 75,02 poin, meningkat sebesar 0,63 poin atau 0,85 persenbdibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang berada di angka 74,39.
Kenaikan ini menjadi sinyal positif atas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Dua dimensi utama pembentuk IPM, yayaitstandar hidup layak dan pengetahuan, mengalami peningkatan yang signifikan.
Standar hidup layak, yang direpresentasikan melalui pengeluaran riil per kapita per tahun (disesuaikan), menunjukkan tren yang sangat positif.
Pada tahun 2024, pengeluaran riil per kapita di Indonesia mencapai Rp 12,34 juta per tahun atau sekitar Rp 1,02 juta per bulan. Angka ini naik sebesar Rp 442 ribu atau 3,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Berdasarkan data kami, pertumbuhan pengeluaran riil per kapita pada tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan selama periode 2020-2023, yang hanya sebesar 2,61 persen per tahun,” tulis BPS dalam keterangan resminya yang dirilis pada Jumat (15/11).
Hal ini menunjukkan peningkatan daya beli masyarakat yang signifikan, serta dampak positif dari pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Lebih lanjut, BPS juga merilis data pengeluaran riil per kapita berdasarkan wilayah. Provinsi DKI Jakarta tercatat sebagai wilayah dengan pengeluaran riil per kapita tertinggi, mencapai Rp 19,95 juta per tahun atau sekitar Rp 1,66 juta per bulan.
Di sisi lain, Provinsi Papua Pegunungan menjadi wilayah dengan pengeluaran riil per kapita terendah, hanya Rp 5,70 juta per tahun atau sekitar Rp 475 ribu per bulan.
Perbedaan signifikan antara wilayah dengan pengeluaran tertinggi dan terendah ini mencerminkan adanya ketimpangan ekonomi antarprovinsi, yang menjadi tantangan bagi pemerintah untuk terus mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
Tak hanya standar hidup layak, dimensi pengetahuan juga menjadi fokus utama dalam peningkatan IPM. Dimensi ini diukur berdasarkan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS).
Selama periode 2020 hingga 2024, HLS mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,44 persen per tahun, sementara RLS meningkat lebih tinggi dengan rata-rata 1,07 persen per tahun. Pada tahun 2024, HLS Indonesia meningkat 0,06 tahun atau 0,46 persen dibandingkan dengan tahun 2023. Ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 2020-2023 yang sebesar 0,43 persen.
Sementara itu, RLS pada tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,08 tahun atau 0,91 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, angka pertumbuhan RLS ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 2020-2023 yang mencapai 1,13 persen.
Ini merupakan indikasi positif dari upaya pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Namun, tantangan ke depan adalah memastikan kualitas pendidikan yang merata, terutama di daerah-daerah terpencil.
Peningkatan IPM ini menunjukkan bahwa Indonesia terus bergerak ke arah yang lebih baik dalam hal pembangunan manusia, yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, dan standar hidup.