Sosok penuh kontroversi, Donald Trump, resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). Usai pengambilan sumpah, Trump menyatakan, “Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang.”
Ini adalah kesempatan kedua bagi Trump untuk membangun Amerika Serikat. Trump sebelumnya menjabat sebagai Presiden AS pada periode 2017–2021. Kembalinya Trump ke Gedung Putih untuk memimpin negara itu hingga tahun 2030 membawa motivasi lebih besar. “Kita tidak akan membiarkan diri kita dimanfaatkan lagi,” kata Trump seperti disiarkan oleh BBC.
Trump merasa Tuhan mengantarkannya kembali ke kursi Presiden setelah insiden penembakan saat kampanye di Pennsylvania yang nyaris merenggut nyawanya. Kesempatan ini, menurut Trump, akan ia gunakan untuk membangun kembali AS. “Saya diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali,” tegasnya.
Trump ingin mempertegas pengaruh Amerika di dunia melalui kebijakan ekonominya. Salah satu targetnya adalah menguasai Terusan Panama. Terusan Panama merupakan jalur udara buatan sepanjang 82 kilometer di Panama yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik. Jalur ini adalah salah satu jalur perdagangan paling penting di Benua Amerika. Trump berulang kali menyatakan bahwa Terusan Panama seharusnya berada di bawah kendali Amerika Serikat.
Dalam pidatonya di hadapan hadirin di Capitol One, Washington DC, Trump juga menyampaikan visi besar lainnya. Meskipun sehari sebelum pelantikan terjadi aksi protes dari sejumlah warga, upacara pelantikannya berlangsung tanpa gangguan.
Tokoh Partai Republik menyatakan bahwa akan ada kebijakan untuk menetapkan hanya dua jenis kelamin di AS: pria dan wanita. Pernyataan ini disambut tepuk tangan meriah dari para pendukungnya. Trump juga berjanji tidak akan membedakan warna kulit serta berkomitmen untuk membangun AS bagi semua golongan masyarakat.
Terkait kebijakan ekonomi, Trump belum mengumumkan rincian lebih lanjut, tetapi langkah-langkahnya diperkirakan akan berdampak signifikan pada negara lain. Ada kekhawatiran Trump akan menaikkan tarif ekspor, terutama terhadap produk dari Tiongkok. Kebijakan seperti “America First” kembali digadang-gadang menjadi prioritas, yang berpotensi mempengaruhi hubungan dagang dengan negara-negara lain.
Trump mendapat dukungan dari beberapa tokoh besar, seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg. Dengan dukungan para penguasa dunia digital, Trump yakin memiliki peluang untuk memperkuat posisi Amerika dalam kancah global. Ia juga ingin memperkuat industri domestik AS dengan mendorong perusahaan-perusahaan Amerika kembali beroperasi di tanah air dan menawarkan insentif berupa pengurangan pajak.
Terkait konflik global, Trump menegaskan komitmennya untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan Eropa. Hal ini sejalan dengan janji kampanyenya. “Saya akan mengakhiri perang di Ukraina, menghentikan kekacauan di Timur Tengah, dan mencegah Perang Dunia III,” kata Trump dalam pidatonya.