Aceh Tertinggal di Sumatra, Menanti Kerja Cerdas Mualem-Dek Fadh

Aceh menempati peringkat terendah dalam pendapatan per kapita di Pulau Sumatra pada tahun 2023, dengan angka sebesar $2.718. Capaian ini menjadi ironi mengingat Aceh memiliki potensi ekonomi yang besar, mulai dari sumber daya alam hingga sektor pariwisata yang menjanjikan. Namun, berbagai faktor struktural dan kebijakan ekonomi yang kurang optimal menjadi penghambat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Salah satu faktor utama rendahnya pendapatan per kapita di Aceh adalah ketergantungan yang tinggi terhadap dana otonomi khusus (Otsus). Sejak diberlakukannya Otsus pasca-konflik, Aceh menerima aliran dana yang signifikan dari pemerintah pusat. Sayangnya, pemanfaatan dana ini masih cenderung bersifat konsumtif dibandingkan produktif. Banyak program pembangunan yang tidak berorientasi pada penciptaan ekonomi berkelanjutan, sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan jangka panjang menjadi terbatas.

Baca juga:  Indonesia U-19 Juara Piala AFF 2024
IMG 8071
Para lulusan perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala. Pendidikan menjadi salah satu faktor meningkatkan sumber daya manusia. Foto Dok USK

Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam seperti gas alam, pertanian, dan perikanan. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena kurangnya hilirisasi dan minimnya investasi di sektor industri pengolahan. Akibatnya, nilai tambah ekonomi dari sumber daya alam masih rendah. Selain itu, keterbatasan infrastruktur, seperti jaringan transportasi dan logistik, semakin memperlambat pertumbuhan sektor industri di Aceh.

Tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya pendapatan per kapita. Ketidakseimbangan antara jumlah lulusan perguruan tinggi dan ketersediaan lapangan kerja yang sesuai menyebabkan banyak tenaga kerja muda memilih merantau ke luar Aceh demi mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Fenomena ini berdampak pada berkurangnya produktivitas tenaga kerja lokal, yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Selain faktor internal, perekonomian Aceh juga dipengaruhi oleh berbagai tantangan eksternal, seperti fluktuasi harga komoditas global, kebijakan perdagangan nasional, dan ketidakpastian ekonomi global. Ketergantungan Aceh pada sektor primer yang sangat rentan terhadap dinamika pasar global membuat perekonomiannya kurang stabil dan sulit berkembang secara berkelanjutan.

Baca juga:  Indonesia Dorong Diplomasi Budaya Lewat Teknologi Digital

 

IMG 4402 1
Seorang petani garam di Kabupaten Aceh Besar sedang mengolah lahan garam. Foto Bisnisia.id/Zulkarnaini

Meski menghadapi berbagai tantangan, Aceh memiliki peluang besar untuk meningkatkan perekonomiannya. Pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dan alam dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah serta menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, peningkatan iklim investasi melalui penyederhanaan regulasi dan perbaikan infrastruktur dapat menarik lebih banyak investor untuk mengembangkan industri di Aceh.

Diversifikasi ekonomi juga menjadi strategi yang perlu dikedepankan. Pengembangan industri kreatif dan ekonomi digital dapat meningkatkan daya saing Aceh dalam menghadapi perubahan ekonomi global. Dengan sumber daya manusia yang semakin terampil dan infrastruktur yang mendukung, Aceh memiliki peluang untuk keluar dari stagnasi ekonomi yang selama ini membelenggunya.

Baca juga:  Persiraja (0) vs PSPS Pekanbaru (2), Kehilangan Poin di Kandang Sangat Merugikan

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, diperlukan kebijakan yang lebih terarah dan efektif. Pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat. Tanpa strategi yang jelas dan langkah konkret, Aceh akan terus tertinggal dibandingkan daerah lain di Sumatra.

Meningkatkan pendapatan per kapita Aceh bukan hanya tentang angka statistik, tetapi juga tentang masa depan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan kebijakan yang tepat dan optimalisasi potensi yang ada, Aceh dapat bangkit menjadi salah satu pusat ekonomi yang lebih mandiri dan kompetitif di Indonesia.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Harga MINYAKITA Melonjak, Kemendag Temukan Sejumlah Pelanggaran Serius

Bisnisia.id | Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso, yang...

Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia Capai USD 53,735 Miliar pada Januari–Oktober 2024

Bisnisia.id | Jakarta – Kinerja ekspor produk halal Indonesia...

Perangi Emisi Karbon, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan Hijau Rp2,6 Triliun

Bisniskita.id | Jakarta - PT Bank BCA Syariah (BCA...

IWAPI Aceh Ingatkan Mualem Beri Perhatian Besar untuk UMKM

Bisnisia.id | Banda Aceh - Ketua Ikatan Wanita Pengusaha...

Cara Irhamni Malika Bangun Personal Branding Lewat Media Sosial

Tidak pernah terbayang oleh Irhamni Malika, perempuan asal Aceh...

Ria, dari Ibu Rumah Tangga jadi Pengusaha Pakaian Bayi

Ria Oktia, seorang ibu rumah tangga kelahiran 1987 di...

Susi Air Buka Kembali Penerbangan di Bandara Rembele, Rutin Tiap Rabu

Bisnisia.id| Redelong - Pesawat Susi Air resmi terbang di...

Pertamina Turunkan Harga BBM Non-Subsidi Jelang Lebaran 2025

Bisnisia.id | Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga resmi...

Pemerintah Kaji Larangan Ojol Pakai Pertalite

Bisnisia.id|Jakarta- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan rencana larangan penggunaan...

Indatu D’Coco, Ikon Baru Minuman Kelapa dari Aceh

Sepulang dari Malaysia pada tahun 2012, Rahmad Kudri (52)...

Transaksi Nontunai Tumbuh, Sebanyak 155.211 Merchant Pakai QRIS

Bisnisia.id|Banda Aceh – Berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Edisi...

Mulai 1 Maret 2025, Eksportir Batu Bara Wajib Gunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA)

Bisnisia.id | Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya...

Alhudri Diangkat jadi Plt Sekda Aceh, Wagub Minta Prioritaskan Pelayanan Publik

Bisnisia.id | Banda Aceh - Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah,...

Pabrik Ban di Aceh Barat Mampu Serap 1.000 Pekerja

Bisnisia.id | Aceh Barat – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf,...

Piala AFF 2024: Indonesia Tantang Myanmar, Malam Ini Live di RCTI

Bisnisia.id | Jakarta – Tim Nasional Indonesia akan memulai...

Resmi Gabung BRICS, Investasi Hulu Migas Indonesia Berpotensi Melejit

Bisnisia.id | Jakarta – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana...

Tali Asih PEMA untuk Anak Yatim

Nathan melangkahkan kakinya dengan penuh antusiasme ke dalam gedung...

Konsorsium Investor Arab Saudi Tertarik Berinvestasi di Aceh, Fokus pada CPO, Energi, dan Pertambangan

Bisnisia.id | Subulussalam – Konsorsium investor dari Kerajaan Arab...

Program Inklusi Sosial DPKA Dorong Ekonomi Kreatif Desa

Bisnisia.id|Banda Aceh - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA)...