Menelusuri Jalan Terjal Fashion Aceh, Suara Desainer Muda Muchlisin

Bisnisia.id | Banda Aceh – Aceh memiliki potensi besar dalam industri fashion, namun berbagai tantangan masih menjadi penghambat utama perkembangan sektor industri ini.

Desainer muda berbakat asal Aceh Barat, Muchlisin, mengungkapkan tantangan yang di alami para desainer lokal, mulai dari biaya produksi yang tinggi hingga minimnya infrastruktur yang mendukung. Hal ini menyebabkan para desainer lokal sangat sulit untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional.   

Sebagai desainer yang pernah merancang pakaian untuk Presiden Joko Widodo, Muchlisin memiliki rekam jejak yang mengesankan di dunia fashion. Beberapa prestasinya antara lain:  

Juara 2 di Road to Fesyar 2022 Aceh  

– Show tingkat provinsi di Fesyar 2022  

– Juara 5 di PKA AFF 2023  

– Top 11 di Amanah x Fashion 2024  

– Berpartisipasi dalam Show Muffest+ 2024  

 

Biaya Produksi Mahal dan Minimnya Pabrik Kain di Aceh

Meski sukses di berbagai ajang, Muchlisin mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam industri fashion Aceh adalah tingginya biaya produksi dan kurangnya infrastruktur pendukung.    

Baca juga:  Fluktuasi Harga Ditengah Tren Pasar Global, Kopi Gayo Siap-Siap!

Menurut Muchlisin, tingginya biaya produksi di Aceh menjadi penghambat utama desainer lokal untuk bersaing.  

“Kondisi fashion di Aceh saat ini masih sulit bersaing dengan produk luar karena ongkos produksi di Aceh sangat mahal dan tidak ada pabrik kain. Jadi, produksi masih sangat kurang,” ungkap Muchlisin kepada Bisnisia.id pada Sabtu, (22/02/2025).  

Para desainer lokal bahkan harus mengirim produksi kain bermotif khas Aceh ke luar daerah, yang secara otomatis meningkatkan biaya produksi. Hal ini menyebabkan harga produk lokal menjadi lebih mahal dibandingkan produk luar yang lebih mudah diakses masyarakat.  

Rendahnya Daya Beli dan Kurangnya Apresiasi Terhadap Produk Lokal  

Selain masalah biaya, rendahnya daya beli masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak masyarakat Aceh yang masih lebih memilih produk luar dibandingkan karya lokal.  

“Masyarakat Aceh masih kurang aware terhadap produk lokal dan lebih memilih membeli produk luar,” tambah Muchlisin.  

Situasi ini diperparah dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan dunia fashion di Aceh.  

Baca juga:  Sawit Indonesia Kuasai 59% Produksi Dunia, Ekspor Capai 24 Juta Ton

Pentingnya Literasi Motif Khas Aceh  

Muchlisin juga menyoroti kurangnya literasi motif di kalangan masyarakat. Menurutnya, motif khas Aceh memiliki potensi besar dalam industri kreatif, namun sayangnya masih minim pemahaman dan pengembangan.  

“Jika mau menggunakan motif Aceh saja masih bingung, karena literasinya masih kurang,” jelas Muchlisin.  

Motif yang unik dan otentik seharusnya bisa menjadi daya tarik tersendiri dan membuka peluang bisnis baru dalam industri fashion.  

20241002 120933
Seorang ibu sedang membuat batik pada kain. Foto: Habib/Bisnisia.id.

Minimnya Pendidikan Fashion di Aceh Barat  

Dalam sektor pendidikan, Muchlisin menyebutkan bahwa di Kabupaten Aceh Barat, pendidikan fashion masih belum optimal.  

 “Pendidikan fashion belum menyentuh tayloring, dan hingga saat ini belum ada perubahan yang signifikan,” tegas Muchlisin.  

Ia menilai, pendidikan yang tepat dan terfokus pada keterampilan praktis sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi desainer yang kompeten dan mampu menciptakan produk berkualitas tinggi.  

Peran Penting Pemerintah dalam Mendorong Industri Fashion Aceh  

Muchlisin menekankan bahwa dukungan pemerintah sangat krusial dalam mendorong perkembangan dunia fashion di Aceh. Ia berharap ada kebijakan konkret yang mempermudah para desainer lokal dalam memproduksi kain sendiri dan mengembangkan usaha kreatif.  

Baca juga:  Muharram-Syukri Dilantik, Aceh Besar Siap Menuju Perubahan

“Tantangan ini bisa menjadi peluang jika pemerintah memberikan perhatian lebih. Dengan adanya kebijakan yang tepat, masyarakat bisa memiliki akses untuk memproduksi kain sendiri dan mendukung perkembangan desainer lokal,” pungkas Muchlisin.  

WhatsApp Image 2025 02 06 at 18.14.02
Usaha tenun Mutiara Songket di Aceh Besar, salah satu usaha kreatif. Foto Raudhah/Bisnisia.id

Menuju Industri Fashion Aceh yang Lebih Kompetitif  

Untuk menjadikan industri fashion Aceh lebih maju, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku industri kreatif. Tidak hanya menciptakan produk berkualitas, tetapi juga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya lokal.  

Dukungan dalam bentuk pembangunan fasilitas produksi, penyediaan pendidikan fashion berkualitas, serta peningkatan literasi motif khas Aceh, diharapkan dapat menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan sektor fashion di wilayah ini.  

Dengan langkah konkret dan kolaboratif, bukan tidak mungkin Aceh akan menjadi pusat fashion baru yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.  

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Pertamina Prediksi Kenaikan Konsumsi BBM di Aceh Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Bisnisia.id | Banda Aceh – PT Pertamina Patra Niaga...

Jelang Nataru, Pemerintah Pastikan Harga MINYAKITA Stabil di Kisaran Rp17.100 per Liter

Bisnisia.id | Jakarta – Menjelang perayaan Natal dan Tahun...

Ketika Musim Penghujan di Gayo, Kopi Tak Kering, Toke Ngutang ke Petani

Bisnisia.id | Redelong - Intensitas hujan tinggi sepekan terakhir...

Dari Proyek Fiktif hingga Vonis Ringan, Wajah Korupsi Dana Desa Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Korupsi dana desa kembali...

USK Dorong Inovasi Alumni Ciptakan Lapangan Kerja

Bisniskita.id | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK)...

Perkuat Data Pemuda dan Olahraga, Aceh Luncurkan Aplikasi SIDARA

Bisnisia.id | Banda Aceh – Plt Sekretaris Daerah Aceh,...

Jumlah Izin Usaha Pertambangan di Aceh Tercatat 68 IUP per September 2024

Bisnisia.id | Banda Aceh – Hingga akhir Agustus 2024,...

Akhir Tahun 2024, Aset Pegadaian Tembus Rp 100 T

Bisnisia.id | Jakarta – PT Pegadaian terus mencatatkan kinerja...

Generasi Muda Aceh Diajak Manfaatkan Peluang Pendidikan Tinggi

Bisnisia.id | Banda Aceh – Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat...

Liverpool Gilas Tottenham 6-3, Mohamed Salah Catatkan Rekor Baru

Liverpool berhasil memetik kemenangan telak 6-3 atas Tottenham Hotspur...

Transaksi Nontunai Tumbuh, Sebanyak 155.211 Merchant Pakai QRIS

Bisnisia.id|Banda Aceh – Berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Edisi...

Teknik Penyerbukan Buatan Jadi Langkah Baru Tingkatkan Produktivitas Sawit Berkelanjutan

Bisnisia.id | Jakarta — Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas...

Kemenperin Dorong Hilirisasi Produk Hasil Hutan

Bisniskita.id |Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong potensi besar...

Dominasi Investasi Tiongkok di Aceh, Tiga Tahun Capai Rp4,24 Triliun

Bisnisia.id | Banda Aceh – Realisasi investasi dari Republik...

Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan Militer

Angkatan Udara Australia (RAAF) telah memperkuat hubungan militer dengan...

BI Sampaikan Ekonomi RI Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian

BISNISKITA.ID | Banda Aceh - Bank Indonesia (BI) meyakini...

 Aceh Perkuat Kolaborasi untuk Kelancaran Pembangunan 

BANDA ACEH - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami, mengajak...

Kini, Anggaran PON 2024 di Aceh Dirasionalkan Jadi Rp 800 Miliar

Bisniskita.id | Banda Aceh - Juru Bicara Pemerintah Aceh...

Tutup Operasi di Indonesia, Tupperware Tersingkir oleh Perubahan Zaman

Bisnisia.id | Banda Aceh - Setelah 33 tahun menemani...