Ketahanan Pangan, Solusi Mengendalikan Laju Inflasi di Aceh

Banda Aceh, Bisniskita.id – Ketahanan pangan menjadi salah satu solusi untuk menahan laju inflasi di Provinsi Aceh. Oleh sebab itu, produksi pangan di sentra komoditas pertanian harus digenjot.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto, saat melakukan penanaman padi bersama di Desa Paya Lumpat, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Selasa (22/8/2023) mengatakan tanam pangan salah satu aksi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Pada kesempatan itu, Rony bersama perwakilan Pemprov Aceh dan Pemkab Aceh Barat, Aceh Tengah, serta Aceh Tamiang melakukan penanaman padi secara simbolis. “Gerakan GNPIP ini berlandaskan pada strategi 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” kata Rony.

Pada pertengahan 2023 Provinsi Aceh mencatatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,37 persen.  Pertumbuhan ini tak lepas dari pengaruh kebijakan pemerintah dalam menahan laju inflasi pangan.

Kerjasama lintas sektor yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Aceh membuat provinsi itu berhasil menurunkan inflasi dari dari 6,7 persen pada Juli 2022 menjadi 2,02 persen pada Juli 2023.

Baca juga:  Harga Bahan Pokok Melonjak, Potret Inflasi di Pasar Lokal Aceh

Rony mengatakan capaian itu adalah hasil nyata dari kerja bareng para pemangku kepentingan.

“Penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang kita lakukan hari ini diperlukan guna mengantisipasi tantangan ke depan yang semakin tidak mudah,” kata Rony.

Aceh memang belum mandiri pangan sepenuhnya. Beberapa komoditi pangan masih dipasok dari provinsi tetangga, Sumatera Utara. Jika Aceh mampu meningkatkan produksi telur ayam ras, maka ketergantungan akan sedikit mengendur.

Pemerintah Aceh menghadapi permasalahan serius dalam pengelolaan ketahanan pangan saat ini. Selain faktor laju inflasi pangan, pengaruh iklim juga mengambil peran penting dalam permasalahan ini.

Dampak buruk fenomena El Nino mengancam sektor pangan di banyak negara, termasuk Indonesia. Perubahan iklim memicu kegagalan panen, ketersediaan air bersih yang minim, dan meningkatnya risiko kebakaran hutan yang disebabkan oleh pemanasan global.

Baca juga:  Hilirisasi Kakao, Indonesia Jadi Pemasok ke Pasar Dunia

Rony mengatakan pasca pandemi Covid-19, Indonesia berjuang keras menjaga keamanan pangan. Daerah lumbung pangan nasional harus dipastikan untuk tetap memproduksi. Provinsi Aceh termasuk 10 besar provinsi penghasil padi di Indonesia.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan sejumlah program untuk meningkatkan produksi. Selain program seperti bantuan alat dan mesin pertanian, kini petani juga didorong untuk menerapkan teknologi digital.

“Kita terus mendorong warga untuk terlibat dalam program urban farming dan digital farming,” kata Rony.

Urban farming atau pertanian perkotaan merupakan pelibatan warga perkotaan untuk menanam tanaman pangan di pekarangan rumah atau menggunakan sistem lebih mudah seperti hidroponik.

Selama ini inflasi sering terjadi di perkotaan karena masyarakat kota sepenuhnya bergantung pada ketersediaan pangan di pasar. Padahal jika mereka bisa menghasilkan pangan secara mandiri pengeluaran dapat ditekan.

Sementara itu Asisten II Sekda Aceh, Mawardi, berharap komitmen segala pihak untuk meningkatkan sinergi, dukungan, koordinasi dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan di Aceh.

Baca juga:  Program Petani Milenial 2024, Distanbun Aceh Tunggu Pedoman Sosialisasi

“Pengendalian inflasi secara komprehensif akan menjadi tantangan bagi kita ke depan,†jelas Mawardi.

Mawardi mengatakan para pihak harus sama-sama bekerja agar inflasi bisa terus dikendalikan. Kenaikan harga barang dapat memicu meningkatnya kemiskinan. Oleh sebab itu, harga barang pangan harus selalu dikontrol agar stabil.

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Dedi Sastria Hasma, dalam tesisnya berjudul ‘Pengaruh suku bunga, inflasi, dan pengeluaran terhadap pertumbuhan ekonomi di Aceh’ menyebutkan inflasi sangat berpengaruh pada naik turun pertumbuhan ekonomi di Aceh.

Dedi menyebutkan pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika inflasi dapat dikendalikan. Sementara itu, inflasi akan mudah terkendali jika ketahanan terbangun.

Aksi menanam tanaman pangan dalam GNPIP merupakan salah satu strategi pemerintah daerah untuk mengendalikan laju inflasi.

Reporter: Sultan Ismuddin

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Bank Mandiri Catat Laba Rp 26,55 Triliun

BISNISIA.ID, JAKARTA- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat kinerja...

Piala AFF 2024 Malam Ini, Indonesia Wajib Menang Lawan Filipina

Timnas Indonesia akan menghadapi Filipina pada laga terakhir Grup...

KADIN Aceh: Perencanaan Pembangunan Aceh Harus Berbasis Data

Bisnisia.id | Banda Aceh – Kamar Dagang dan Industri...

Industri Otomotif: Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Industri otomotif telah meraih status sebagai salah satu pilar...

FK USK Buka Program Kelas Internasional

Bisniskita.id | Banda Aceh – Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala...

Tekan Pengangguran, HIPMI Desak Pemerintah Aceh Ciptakan Qanun Kewirausahaan

Bisnisia.id | Banda Aceh - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia...

Per Maret 2024, Capaian Pemadanan NIK Menjadi NPWP di Aceh Sebesar 1.079.416 Orang

Banda Aceh - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) senantiasa melakukan...

Butuh Modal Usaha Rp50 Juta-Rp100 Juta, Ajukan KUR ke BRI

Bisnisia.id – Memulai atau mengembangkan usaha mikro, kecil, dan...

Asa Mengembalikan Kejayaan Rempah Aceh

BISNISKITA.ID | Banda Aceh - Dalam banyak catatan sejarah...

ExxonMobil Kembali ke Aceh, Mulai Eksplorasi di West Andaman

Bisnisia.id | Banda Aceh - Setelah hampir satu dekade...

Ketua HMI Banda Aceh Tolak Kenaikan UMP, Sebut Bisa Rusak Ekonomi

Bisnisia.id | Banda Aceh – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa...

Prabowo Lantik Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Fokus pada Kebijakan Strategis

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik...

Menteri ESDM Tetapkan Harga Acuan Batubara dan Mineral Logam untuk Oktober 2024

BISNISIA.ID| JAKARTA- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),...

Aceh Jaga Ketersediaan Bahan Pangan Selama Libur Lebaran

BANDA ACEH - Azwardi, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh,...

Nilai Ekspor Provinsi Aceh Mencapai 40,88 juta USD pada Oktober 2023

Bisniskita.id | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS)...

PLN Kembali Torehkan Prestasi di Tingkat Internasional dengan Memborong 8 Penghargaan

Bisniskita.id | Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)...

Foto: Sepeda Rotan Zenbak Tembus Pasar Eropa

Bisniskita.id | Banda Aceh – Sepeda rotan Zenbak yang...

Muhammadiyah Luncurkan AC Ramah Lingkungan dengan Fitur Unik Pengingat Waktu Shalat

Bisnisia.id | Kupang - Muhammadiyah resmi memperkenalkan produk inovatif...

Tujuh Hari Kirab Api PON XXI, 15 Kabupaten/Kota telah Dilalui

LANGSA – Memasuki hari ke-7, Kirab Api PON XXI...

Kilang LNG Arun Akan Diaktifkan Kembali untuk Topang Gas Blok Andaman

BISNISIA.ID - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak...