Bisnisia.id | Banda Aceh – Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Faisal Saifuddin, menyampaikan visi strategis perusahaan untuk memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Faisal menegaskan bahwa penguatan UMKM lokal merupakan langkah penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh. Hal ini juga tidak terlepas dari peran perbankan yang ikut membantu.
“Kami berharap Bank Aceh dapat berkoordinasi dengan program serupa. Dengan keterlibatan BSI Aceh, Bank Aceh, Bank Mustaqim, serta perusahaan lain di Aceh, kontribusi yang lebih besar dapat diberikan kepada UMKM,” ujar Faisal, Senin (23/12/2024).
Faisal menjelaskan sejarah PT PEMA yang sebelumnya dikenal sebagai Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh. Transformasi menjadi PT PEMA pada 2019 membawa misi baru, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh. Salah satu fokus utama perusahaan adalah memberdayakan sektor UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
“UMKM terbukti mampu bertahan di tengah resesi ekonomi. Selain menjadi penopang utama, sektor ini juga memiliki serapan tenaga kerja yang besar. Oleh karena itu, salah satu misi kami adalah meningkatkan serapan tenaga kerja melalui pengembangan UMKM,” tambahnya.
PT PEMA mengakui bahwa mengembangkan ekonomi daerah bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan sendirian. Oleh karena itu, Faisal mengajak berbagai pihak untuk terlibat, termasuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta instansi lainnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong program yang berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak UMKM.
Feriana, Plh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk sinergi dan dukungan nyata kepada pelaku UMKM.
“Malam ini adalah bentuk nyata dari sinergi antara pemerintah, dunia usaha, sektor perbankan, dan media untuk mendukung kebangkitan UMKM di Aceh. Kami sangat mengapresiasi PT PEMA atas komitmen dan inovasi yang telah dilakukan melalui program pembinaan dan pengembangan UMKM,” ujarnya.
Feriana menambahkan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk membangun ekonomi Aceh yang mandiri dan berdaya saing.
“Melalui pitching proposal bisnis, program ini melatih pelaku UMKM untuk berinovasi, mengasah kemampuan prestasi, dan merencanakan bisnis secara matang. Kami dari DPMPTSP Aceh sangat bangga melihat antusiasme para pelaku UMKM yang menunjukkan daya saing tinggi dan potensi besar untuk berkembang,” ungkapnya.
PT PEMA juga menaruh perhatian pada pengembangan sektor potensial seperti agrobisnis, energi, dan perdagangan. Faisal mencontohkan potensi besar produk kelapa Aceh yang dapat dikembangkan lebih jauh.
“Kelapa Aceh tidak hanya bisa bersaing dengan produk dari Thailand, tetapi juga dapat diekspor ke negara-negara lain seperti Australia. Ini bukan hal yang mustahil jika kita bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik,” katanya optimis.
Sebagai bagian dari upaya penguatan UMKM, PT PEMA telah memberikan bantuan dana bergulir kepada tujuh UMKM binaan. Dana ini bertujuan untuk mendukung pengembangan usaha mereka sehingga mampu meningkatkan skala ekonomi.
“Kami berharap dana ini benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan usaha. Dengan evaluasi rutin, kami dapat memperbesar skala bantuan di masa depan dan menjangkau lebih banyak UMKM,” tambah Faisal.
Selain itu, program ini juga dirancang untuk memacu kompetisi sehat di antara UMKM binaan. Di tahun berikutnya, PT PEMA berencana untuk meningkatkan jumlah penerima bantuan dengan melibatkan lebih banyak institusi seperti BSI dan Bank Aceh.
Faisal menutup dengan harapan besar bahwa kolaborasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh secara signifikan.
“Dengan dukungan dari semua pihak, kami yakin program pemberdayaan UMKM ini bisa menjadi solusi dalam menurunkan pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Aceh. Semoga upaya kita bersama ini membawa manfaat yang berkelanjutan,” pungkasnya.