Bisnisia.id | Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyerukan agar sektor jasa keuangan tidak hanya fokus pada pertumbuhan angka, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mendukung program strategis pemerintah. Hal ini disampaikan dalam Dialog Akhir Tahun 2024 Dewan Komisioner OJK dengan Industri Jasa Keuangan yang berlangsung pada 2–3 Desember 2024 di Jakarta.
Mahendra menegaskan bahwa langkah konkret dari industri jasa keuangan sangat diperlukan untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia. “Kami berharap kontribusi sektor jasa keuangan tidak hanya sebatas capaian angka pertumbuhan, tetapi juga melalui dukungan aktif terhadap inisiatif pemerintah, seperti perluasan akses pembiayaan untuk UMKM, akselerasi green finance, dan pengembangan instrumen keuangan untuk hilirisasi serta program pembangunan tiga juta rumah per tahun,” ujar Mahendra.
Dukungan Terhadap Program Strategis
Sejumlah langkah yang menjadi perhatian OJK antara lain:
- Perluasan Pembiayaan UMKM: Industri jasa keuangan diminta mendukung penguatan ekosistem UMKM, termasuk inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan memperluas akses pangan bagi masyarakat kecil.
- Akselerasi Green Finance: Peningkatan pembiayaan ramah lingkungan untuk mendukung transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau.
- Hilirisasi Industri: Penyediaan instrumen keuangan untuk mendukung hilirisasi sektor strategis dan mempercepat industrialisasi berbasis sumber daya lokal.
- Pengembangan Perumahan: Industri diminta memastikan dukungan terhadap pembangunan 3 juta rumah per tahun, termasuk memperhatikan ekosistem pendukungnya, seperti produsen semen, baja, dan bahan konstruksi lainnya.
“Langkah konkret ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” tambah Mahendra.
Tantangan dan Masukan dari Industri
Selain mendorong kontribusi aktif, dialog ini juga menjadi forum bagi pelaku industri jasa keuangan untuk menyampaikan masukan strategis. Beberapa poin yang disampaikan antara lain:
– Pendalaman Pasar dan Likuiditas Mata Uang Asing: Langkah ini dinilai penting untuk mendukung investasi perusahaan multinasional dan menangkap peluang hilirisasi.
– Ekosistem Properti: Industri meminta perhatian terhadap ekosistem properti secara menyeluruh, termasuk rantai pasok bahan baku, untuk mendukung keberlanjutan program pembangunan perumahan.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menyebut bahwa masukan ini selaras dengan hasil Focus Group Discussion (FGD) sektoral yang digelar selama Oktober 2024.
“Kami memahami harapan industri agar diskusi ini dilanjutkan dengan tindakan konkret berupa penyempurnaan kebijakan di masa depan,” ujar Mirza.
Komitmen Berkelanjutan
Acara dialog tahunan ini diikuti lebih dari 100 peserta yang terdiri dari pimpinan industri jasa keuangan, asosiasi pelaku jasa keuangan, profesi penunjang, hingga pemangku kepentingan eksternal. Dialog ini telah menjadi forum komunikasi rutin sejak pertama kali diadakan pada Desember 2022.
Melalui komunikasi yang intensif antara regulator dan pelaku industri, OJK berharap sektor jasa keuangan dapat terus berperan strategis dalam mendukung agenda nasional, termasuk menciptakan ekosistem yang inklusif, ramah lingkungan, dan berdaya saing global.
“Sinergi antara regulator dan industri menjadi kunci utama dalam mewujudkan sektor jasa keuangan yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan,” pungkas Mahendra.
Dorong Aksi Nyata
Dialog ini tidak hanya menjadi wadah pertukaran pandangan, tetapi juga komitmen bersama untuk menghadirkan aksi nyata dalam mendukung agenda pembangunan nasional. Dengan langkah ini, diharapkan sektor jasa keuangan dapat terus memberikan kontribusi strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.