Bisnisia.id | Banda Aceh – Forum Bangun Investasi Aceh (For-Bina) meminta pasangan Mualem-Dek Fad, yang akan segera dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, untuk mendukung penuh semua bentuk investasi yang masuk ke provinsi tersebut. Dukungan ini dinilai penting dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam Aceh sebagai langkah strategis untuk membangun perekonomian dan mengurangi kemiskinan.
Direktur Eksekutif For-Bina, Muhammad Nur, SH, mengatakan bahwa Aceh tidak bisa hanya bergantung pada dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Menurutnya, peran investasi swasta harus diperkuat agar Aceh bisa keluar dari statusnya sebagai salah satu daerah termiskin di Indonesia.
“Kebijakan Mualem-Dek Fad setelah ditetapkan oleh KPU harus menjadi milik semua komponen masyarakat, bukan hanya Partai Aceh. Dalam 100 hari pertama, pasangan ini harus memprioritaskan kebijakan yang mendorong tumbuhnya ekonomi Aceh, baik melalui investasi swasta maupun optimalisasi dana Otsus,” ujar Muhammad Nur, Sabtu (7/12/2024).
Muhammad Nur juga mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), khususnya Komisi III, untuk segera membentuk task force investasi. Ia menilai keberadaan task force tersebut akan memberikan ruang bagi berbagai pihak strategis untuk mengawasi dan memastikan kelancaran investasi di Aceh.
“Task force ini penting agar kebijakan investasi berjalan sesuai aturan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat Aceh. Dengan adanya pengawasan dan koordinasi yang baik, investasi bisa memberikan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
For-Bina menegaskan bahwa Aceh membutuhkan iklim investasi yang aman dan nyaman untuk menarik lebih banyak investor. Muhammad Nur juga mengingatkan Mualem-Dek Fad agar berhati-hati dalam memberikan pernyataan terkait investasi, terutama yang berpotensi menghambat kepercayaan investor.
“Pernyataan yang emosional, seperti ancaman pencabutan izin yang sudah ada, hanya akan memberikan sinyal buruk bagi investor, baik nasional maupun internasional. Sebagai daerah yang masih bergantung pada investasi, Aceh harus menunjukkan bahwa ia terbuka dan pro terhadap dunia usaha,” tegasnya.
Peran BPMA dan PEMA
Muhammad Nur juga menyoroti pentingnya peran Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan PT Pembangunan Aceh (PEMA) dalam mendukung investasi di sektor migas. Kedua lembaga ini diharapkan menjadi motor penggerak produksi yang dapat menarik lebih banyak investor.
“BPMA dan PEMA harus berfungsi sebagai rumah produksi yang dapat memaksimalkan potensi daerah. Ini adalah momentum bagi Mualem-Dek Fad untuk membuktikan bahwa kepemimpinan mereka mampu membawa Aceh keluar dari kemiskinan,” pungkas Muhammad Nur.
For-Bina berharap kebijakan pro-investasi menjadi prioritas utama dalam masa pemerintahan Mualem-Dek Fad, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.