Bisniskita.id | Banda Aceh – Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama stakeholders secara kolaboratif mendorong pengembangan UMKM.
hal ini dalam rangka menjaga stabilitas nilai Rupiah yang didukung oleh Stabilitas Moneter,
Stabilitas Sistem Keuangan, dan Stabilitas Sistem Pembayaran.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto, mengatakan, Akselerasi tersebut dilakukan melalui pilar kebijakan korporatisasi kelembagaan UMKM, peningkatan kapasitas usaha, dan peningkatan akses pembiayaan.
“ini diharapkan dapat mendorong UMKM memiliki daya saing yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” Kata Rony dalam jumpa pers di Gampong Nusa, Aceh Besar, Rabu (18/10/2023).
Rony mengatakan secara umum, arah pengembangan UMKM Bank Indonesia Provinsi Aceh yakni melakukan intervensi dari sisi Hulu hingga Hilir. Dari sisi Hulu, Bank Indonesia Provinsi Aceh telah melaksanakan program Integrated Farming.
Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan
keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/hortikultura) serta ternak dan perikanan
untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan
ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.
Program tersebut didukung oleh lingkungan strategis Aceh yang memiliki potensi luas lahan (persawahan, perkebunan, dan pertanian) hingga 1.807.632 Ha serta potensi Kg 10 s.d 15 Kg kotoran hewan per-ekor (sapi, kambing, dan kerbau) yang dapat diolah menjadi pupuk.
Sementara dari sisi Hilir, Bank Indonesia memiliki program WUBI yang bertujuan untuk
mendorong digitalisasi dan perluasan pasar UMKM. Beberapa materi pengembangan pada
program tersebut yakni manajemen, pencatatan keuangan, rebranding, digital marketing,
dan networking. Secara konsisten terselenggara selama lebih dari 3 tahun, Bank Indonesia
telah memiliki 60 alumni WUBI yang telah terkurasi dari ratusan UMKM se-Aceh.