Bisnisia.id | Jakarta – AmCham Indonesia, bersama EY Indonesia, telah merilis laporan bertajuk “Investasi AS: Mitra Inovasi bagi Indonesia”. Laporan ini mengungkapkan bahwa investasi perusahaan swasta Amerika Serikat memberikan dampak ekonomi signifikan sebesar USD 130 miliar (setara Rp 2 kuadriliun) sepanjang periode 2014-2023.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, menegaskan bahwa angka tersebut mencerminkan eratnya hubungan antara investasi berkualitas tinggi dari sektor swasta AS dan pertumbuhan berkelanjutan ekonomi Indonesia.
“Hubungan ekonomi kita berlandaskan pada kemitraan perdagangan yang solid. Pada 2022, perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia mencapai rekor baru. Di sektor pertanian saja, nilai perdagangan dua arah mencapai USD 7 miliar,” ujar Lakhdhir dalam keterangan resminya pada Rabu (27/11/2024).
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya tengah mengeksplorasi cara memperluas hubungan perdagangan, termasuk melalui pertemuan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) yang direncanakan pada 2025. Dengan mengadakan konsultasi bilateral secara rutin, Amerika Serikat berharap dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil, mendukung inovasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Selain itu, Amerika Serikat mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Upaya ini diyakini akan meningkatkan reformasi regulasi, memacu investasi asing, dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di pasar global.
Mengatasi Hambatan Investasi
Meski hubungan ekonomi terus berkembang, beberapa tantangan masih menghambat masuknya teknologi dan investasi AS ke sektor-sektor penting seperti pertanian dan perawatan kesehatan. Persyaratan konten lokal, pembatasan impor, dan proses regulasi yang rumit menjadi isu utama.
Hambatan-hambatan tersebut tidak hanya mengurangi potensi perdagangan dan investasi, tetapi juga membatasi kemampuan Indonesia untuk mendiversifikasi ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Dengan memperkuat kolaborasi dan mengatasi kendala ini, potensi ekonomi Indonesia dapat dimaksimalkan, sehingga membawa manfaat signifikan bagi kedua negara.
Dukungan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Visi Indonesia 2045 menggarisbawahi pentingnya ekonomi yang inklusif dan dinamis, yang memberikan peluang bagi semua kalangan. Sebagai bagian dari dukungan terhadap visi ini, Amerika Serikat mendukung pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, yang dianggap sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
Melalui Indonesia Infrastructure and Finance Compact senilai USD 649 juta dari Millennium Challenge Corporation (MCC), AS dan Indonesia berkolaborasi untuk memperluas akses pembiayaan bagi UKM, terutama yang dipimpin oleh perempuan. Dukungan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif yang melibatkan lebih banyak masyarakat Indonesia.
Komitmen pada Transformasi Digital
Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama visi masa depan Indonesia. Amerika Serikat, melalui lembaga seperti Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (US Trade and Development Agency atau USTDA), bekerja sama dengan pemimpin teknologi Amerika untuk mendukung pengembangan infrastruktur digital dan solusi kota pintar (smart city) di Indonesia.
Sebagai contoh, proyek kolaborasi dalam pembangunan kota pintar di Nusantara, ibu kota baru Indonesia, akan membawa teknologi mutakhir untuk meningkatkan efisiensi manajemen perkotaan, mendorong keberlanjutan, dan menciptakan model infrastruktur modern di seluruh negeri.
Dengan investasi berkelanjutan, inovasi teknologi, dan pemberdayaan UKM, Amerika Serikat dan Indonesia terus memperkuat hubungan bilateral demi mencapai tujuan ekonomi yang ambisius, sekaligus menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi kedua negara.