Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Deklarasi ini dilakukan di Hotel Millenium, Jakarta, pada Sabtu (2/9/2023).
Dalam acara yang dihadiri oleh para elite partai koalisi, tokoh masyarakat, dan simpatisan, Anies Baswedan menyampaikan visi dan misinya sebagai bakal capres. Ia mengatakan bahwa ia ingin membangun Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera dengan mengedepankan semangat gotong royong, kebhinekaan, dan demokrasi.
“Kami hadir untuk menawarkan perubahan yang positif bagi bangsa ini. Kami ingin memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia dengan menghormati keragaman dan kekayaan budaya kita. Kami ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memperbaiki pelayanan publik, mengentaskan kemiskinan, dan mengembangkan ekonomi kerakyatan. Kami ingin menjaga kedaulatan dan keamanan negara dengan memperkuat pertahanan dan diplomasi,” ujar Anies.
Anies juga mengapresiasi dukungan dari partai-partai koalisi yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk maju sebagai capres. Ia menilai bahwa koalisi ini merupakan koalisi yang solid, harmonis, dan berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita bersama.
“Koalisi ini bukan sekadar koalisi elektoral, tetapi juga koalisi ideologis. Kami memiliki kesamaan visi dan misi untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Kami juga memiliki kekuatan elektoral yang signifikan, dengan perolehan suara lebih dari 30 persen pada Pemilu 2019. Kami optimis bahwa kami bisa memenangkan Pilpres 2024 dengan dukungan dari rakyat,” tutur Anies.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar yang akan mendampingi Anies sebagai cawapres mengatakan bahwa ia siap bekerja sama dengan Anies untuk melayani bangsa dan negara. Ia mengatakan bahwa ia memiliki latar belakang yang komplementer dengan Anies, yaitu sebagai politisi senior yang berpengalaman di parlemen dan pemerintahan.
“Saya merasa terhormat dan bersyukur bisa dipasangkan dengan Pak Anies sebagai cawapres. Saya yakin bahwa kami bisa menjadi tim yang solid dan harmonis. Saya akan memberikan kontribusi saya dalam bidang-bidang yang menjadi keahlian saya, seperti politik, hukum, sosial, budaya, agama, dan ekonomi syariah. Saya juga akan menjembatani komunikasi dengan partai-partai politik, ormas-ormas keagamaan, dan elemen-elemen masyarakat lainnya,” kata Cak Imin.
Cak Imin juga menegaskan bahwa ia tidak akan menjadi cawapres yang hanya menjadi penonton atau penghias kursi. Ia berjanji akan aktif membantu Anies dalam menjalankan roda pemerintahan jika terpilih nanti.
“Saya tidak akan menjadi cawapres boneka atau cawapres gurem. Saya akan menjadi cawapres yang aktif, kritis, kreatif, dan produktif. Saya akan menjadi mitra kerja Pak Anies yang sejajar dan seimbang. Saya akan menjadi cawapres yang hadir di tengah-tengah rakyat,” ucap Cak Imin.
Deklarasi pasangan Anies-Cak Imin ini mendapat tanggapan dari sejumlah pengamat politik nasional. Salah satunya adalah Junarto Wijaya, Direktur Charta Politika1, yang mengatakan bahwa pasangan ini memiliki potensi elektabilitas yang cukup tinggi.
“Anies dan Cak Imin adalah pasangan yang cukup ideal dari segi elektabilitas. Anies memiliki basis pemilih yang kuat di kalangan pemilih urban, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Ia juga memiliki citra sebagai pemimpin yang visioner, inovatif, dan berprestasi. Cak Imin memiliki basis pemilih yang kuat di kalangan pemilih rural, terutama di Jawa Timur dan sekitarnya. Ia juga memiliki citra sebagai politisi yang santun, religius, dan berpengalaman. Keduanya juga bisa menarik simpati dari pemilih NU, yang merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia,” kata Junarto.
Namun, Junarto juga mengingatkan bahwa pasangan ini juga memiliki tantangan dan kelemahan yang harus diatasi. Ia menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama adalah menghadapi rival-rival politik yang juga memiliki elektabilitas yang tinggi, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno.
“Anies dan Cak Imin harus bisa menunjukkan bahwa mereka lebih baik dari calon-calon lain yang juga memiliki basis pemilih yang besar dan loyal. Mereka harus bisa menawarkan program-program yang konkret, realistis, dan solutif untuk mengatasi berbagai masalah bangsa. Mereka juga harus bisa menjaga soliditas dan harmonisasi koalisi mereka, serta menghindari konflik internal maupun eksternal,” ujar Junarto.
Selain itu, Junarto juga menyebutkan bahwa salah satu kelemahan pasangan ini adalah kurangnya pengalaman Anies dalam bidang pertahanan dan keamanan, serta kurangnya pengalaman Cak Imin dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Ia menyarankan agar pasangan ini bisa melengkapi kekurangan mereka dengan memilih menteri-menteri yang kompeten di bidang-bidang tersebut.
“Anies dan Cak Imin harus bisa membentuk kabinet yang profesional, meritokratis, dan inklusif. Mereka harus bisa memilih menteri-menteri yang memiliki kapasitas dan integritas tinggi di bidang-bidang yang menjadi prioritas pembangunan nasional. Mereka juga harus bisa memberikan ruang bagi partai-partai koalisi dan elemen-elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan,” tutup Junarto.