Perkuat Perusahaan Daerah Sebelum Dana Otsus Berakhir

Hanya tersisa empat tahun lagi, dana otonomi khusus akan berakhir. Hingga 2024, Aceh telah menerima dana otonomi khusus mencapai lebih dari Rp 95 triliun. Dana sebesar itu seharusnya menjadi modal bagi Aceh untuk membangun fondasi ekonomi agar setelah otonomi khusus berakhir, kondisi fiskal Aceh tidak runtuh.

Salah satu opsi yang dapat diambil oleh Pemerintah Aceh adalah memperkuat perusahaan daerah, dalam konteks ini yakni PT Pembangunan Aceh (PEMA).

Sebagai sebuah perusahaan daerah, PT PEMA dimandatkan untuk mengelola potensi ekonomi Aceh, baik dari sumber daya alam maupun pertanian. Jika potensi tersebut dikelola dengan baik, PEMA tidak hanya akan menjadi kran yang mengalirkan dana ke kas daerah, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat dan menampung banyak tenaga kerja.

Baca juga:  Berakhirnya Dana Otsus di 2028, Bagaimana Masa Depan Aceh?

Aceh memiliki banyak potensi ekonomi yang seharusnya dapat menjadi sumber pendapatan daerah dan menyediakan lapangan kerja, seperti perikanan tangkap, pertanian, pariwisata, hingga kehutanan. Potensi tersebut perlu dikelola secara tepat dan profesional.

Setelah perubahan nama dari Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) menjadi PT PEMA pada 2019, perusahaan ini tampak mendapatkan semangat baru untuk bertumbuh. Tidak butuh waktu lama, pada 2021, PEMA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 52,065 miliar, dengan laba bersih Rp 43,133 miliar.

Yang lebih menggembirakan, PEMA dapat menyerahkan keuntungan sebesar Rp 21,6 miliar kepada Pemerintah Aceh selaku pemilik sekaligus pemegang saham pengendali (PSP). Keuntungan tersebut sekaligus menjadi Pendapatan Asli Aceh (PAA).

Baca juga:  Dekranasda Aceh Usulkan Koperasi dan Pasar Digital bagi Perajin Bordir Aceh Utara

Catatan positif itu dihasilkan dari pengelolaan sumur migas Blok B di Aceh Utara. Pengelolaan ini dilakukan oleh anak perusahaannya, yaitu PT Pema Global Energi (PGE). Hal ini membuktikan bahwa perusahaan daerah memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis, bahkan di sektor migas.

Dalam sebuah diskusi santai di kantor PEMA pada akhir September lalu, seorang manajemen menyampaikan bahwa saat ini perusahaan berjalan di jalur yang tepat. Sektor bisnis yang digarap telah bertambah. Tidak hanya migas, PEMA kini mengelola bisnis perikanan, komersialisasi sulfur, hingga merencanakan pengelolaan potensi panas bumi sebagai energi di Gunung Seulawah. Namun, untuk mengelola potensi bisnis tersebut secara maksimal, diperlukan modal yang kuat.

Baca juga:  Distanbun Aceh Siapkan Brigade Pangan, Harapkan Lahirnya Petani Milenial

Sebagai perusahaan induk (holding company), PEMA menaungi banyak anak perusahaan yang masing-masing bergerak di sektor berbeda. Namun sayangnya, saat ini belum semua anak perusahaan mampu memberikan dividen karena minimnya modal kerja.

Memperkuat perusahaan daerah sebenarnya dapat menjadi strategi keluar (exit strategy) bagi Pemerintah Aceh saat otonomi khusus berakhir. Selain memperkuat modal, para karyawan juga harus diseleksi dengan ketat agar yang terpilih hanya mereka yang memiliki kapasitas. Paling tidak saat ‘kapal otsus’ telah berhenti berlayar kita masih punya sekoci untuk bertahan agar tidak benar-benar tenggelam.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Industri Batubara Kalori Rendah di Aceh Tertekan Penurunan Harga Global

Bisnisia.id | Banda Aceh – Penurunan harga batubara global...

Terima Kunjungan Relawan Red Cross Norwegia, PJ Gubernur Safrizal: Semua Berkat Partisipasi Anda

Bisnisia.id | Aceh Barat – Keberhasilan proses rekonstruksi dan...

Dek Gam Janjikan Perbaikan Gedung dan Ambulans untuk PMI Banda Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan...

Budaya Patriarki Picu Lonjakan Kasus KDRT di Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Angka kekerasan terhadap perempuan...

Liga 2 Dimulai, Persiraja Perkenalkan Pemain dan Jersey Baru

BANDA ACEH - Persiraja Banda Aceh siap mengarungi Liga...

Lagi, Pj Bupati Iswanto Serahkan Rumah Bantuan Siap Huni

Bisnisia.id | Jantho - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar...

Nelayan di Aceh Barat Dilatih Gunakan Ice Gel Untuk Jaga Kesegaran Ikan

BISNISIA.ID | Aceh Barat — Sebagai bagian dari pengabdian...

Perkuat Hubungan Dagang, Malaysia Ingin Kirim dan Beli Barang dari Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Pemerintah Malaysia ingin memperkuat...

Job Fair Nasional Usai, 56.566 Lowongan Kerja Tetap Tersedia Online

Bisniskita.id | Jakarta - Festival Pelatihan Vokasi (FPV) dan...

Indonesia Susun Peta Jalan Hadapi Perubahan Iklim dari Sektor Pariwisata

Bisniskita.id | Jakarta – Indonesia yang didukung United Nations Development...

Harga Cabai di Aceh Besar Melonjak 11% Menjelang Pergantian Tahun

Bisnisia.id | Aceh Besar – Menjelang pergantian tahun, harga...

Peluang Ekspor: Thailand Minati Kelapa dari Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Meski produksi kelapa di...

Ketika Musim Penghujan di Gayo, Kopi Tak Kering, Toke Ngutang ke Petani

Bisnisia.id | Redelong - Intensitas hujan tinggi sepekan terakhir...

26 SKPA Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2024 

Bisnisia.id | BANDA ACEH -- Sebanyak 26 Satuan Kerja...

KUA-PPAS Aceh 2025 Sebesar Rp10,86 Triliun

BisnisKita.id - Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah menyerahkan Rancangan...

Aceh Terima Rp4,73 Triliun Dana Desa untuk 6.497 Gampong di 2025

Bisnisia.id | Banda Aceh — Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat...

Kemenperin Fasilitasi 46 IKM Perluas Akses Pasar Ekspor

Bisniskita.id | Jakarta - Kementerian Perindustrian aktif memfasilitasi pelaku...

ASN Pemerintah Aceh Diimbau Jaga Netralitas

Bisnisia.id|Banda Aceh - Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak...

Razali Dilantik Sebagai Direktur Utama PT Pase Energi Migas

Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar, melantik Razali (Abu Lapang)...

Dampak Alih Fungsi Lahan, Produksi Padi di Aceh Besar menurun

Bisnisia.id | Aceh Besar - Produksi padi di Kabupaten...