Bisnisia.id | Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh periode 2025-2030, Illiza Saaduddin Jamal, menegaskan bahwa dalam 100 hari kerja pertamanya, ia akan fokus pada perbaikan tata kelola pemerintahan, termasuk memastikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibayarkan tepat waktu hingga gaji ke-14.
Dalam pernyataannya, Illiza menuturkan bahwa ia dan timnya telah menyusun rencana 100 hari kerja dengan cukup baik dan rapi. Salah satu prioritas utamanya adalah merasionalisasi anggaran yang ada untuk membenahi tata kelola pemerintahan kota secara lebih efektif dan efisien.
“Intinya komitmen kita adalah menyelesaikan persoalan-persoalan kota yang memang menyangkut tentang bagaimana agar anggaran ini benar-benar kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujar Illiza.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan utang kota Banda Aceh agar tidak menjadi beban dalam pengelolaan keuangan daerah.
“Kita tidak ingin membiasakan berhutang, karena itu kami berkomitmen untuk mengelola anggaran dengan baik. Salah satu langkah adalah memastikan gaji PNS dibayarkan tepat waktu,” katanya.
Illiza juga menyoroti efisiensi anggaran yang tetap akan berdampak pada program-program pemerintah. Namun, ia optimistis bahwa dengan pembenahan anggaran yang dilakukan pada tahun ini, keuangan daerah akan semakin stabil di masa mendatang.
“Kita tetap optimis bahwa jika kita membenahi degradasi anggaran saat ini, ke depan kita akan memiliki ruang yang lebih luas,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah, menyampaikan harapannya terhadap pemerintahan pasangan Wali Kota dan wakil Wali Kota Banda Aceh yang baru dilantik, Iliza Sa’aduddin Djamal dan Afdhal Khalilullah. Menurutnya, kemenangan Iliza merupakan bentuk ekspektasi masyarakat terhadap perubahan yang lebih baik di Kota Banda Aceh.
“Kemenangan Ibu Illiza menunjukkan bahwa ada ekspektasi warga kota untuk hadirnya perubahan dari keadaan sebelumnya menjadi lebih baik. Perubahan yang diinginkan tentu meliputi pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dunia kreatif yang lebih terfasilitasi, serta wajah kota yang lebih cantik dan tertata,” ujar Irwansyah.
Ia menambahkan bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana kota harus diperbaiki agar sesuai dengan fungsinya. Hal ini mencakup penggunaan gedung, pedestrian, dan trotoar agar tidak beralih fungsi yang dapat mengurangi estetika dan kenyamanan kota.
“Saya pikir inilah yang diharapkan dengan kehadiran wali kota baru. Ekspektasi masyarakat harus diwujudkan dan direalisasikan, dan kami di DPRK akan memberikan dukungan semampu lembaga kota,” tegasnya.
Irwansyah juga menyinggung isu keuangan daerah dan utang yang menjadi tantangan bagi pemerintahan Illiza dan Afdhal. Ia menegaskan bahwa kebijakan efisiensi harus menjadi fokus utama, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
“Jika kebijakan dari atas sampai ke bawah mengedepankan efisiensi, maka tidak ada pilihan lain selain mendukung. Hal-hal yang tidak efektif atau kurang maksimal dalam fungsinya tentu perlu diefisiensikan agar lebih optimal,” jelasnya.