Bisnisia.id | Banda Aceh – Perbankan syariah memegang peranan penting dalam mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh. Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Aceh, sebagai dua lembaga keuangan syariah terbesar di provinsi ini, menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat UMKM melalui program pembiayaan dan pemberdayaan.
Langkah ini sejalan dengan implementasi Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah, yang memperkokoh sistem keuangan syariah di Aceh.
BSI Fokus pada Inovasi dan Pemberdayaan UMKM
Saiful Musadir, Deputi Institutional Banking and Government Relationship BSI Aceh, menyebutkan bahwa UMKM menjadi prioritas utama bagi BSI. Hingga akhir 2023, 43% dari total pembiayaan BSI secara nasional telah dialokasikan untuk sektor UMKM.
“BSI memiliki berbagai program inovatif untuk mendukung UMKM, seperti program inkubasi. Program ini memberikan pelatihan, akses pembiayaan, dan pendampingan kepada pengusaha baru. Kami juga memiliki UMKM Center di Banda Aceh sebagai pusat pengembangan usaha produktif,” ujar Saiful.
Selain itu, BSI aktif menciptakan desa-desa binaan yang menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat lokal. Beberapa di antaranya adalah; Desa Kopi di Bener Meriah, Desa Nilam di Aceh Besar, dan Desa Wisata di Sabang.
Desa binaan ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan dukungan akses pasar, bekerja sama dengan pengusaha muda.
Saiful juga menyoroti posisi BSI sebagai salah satu bank syariah terbesar di dunia. “Kini BSI berada di peringkat keenam secara nasional dari sisi aset dan termasuk dalam Top 10 Global Islamic Bank. Hal ini membuktikan kredibilitas kami dalam memberikan layanan syariah yang kompetitif,” tambah Saiful.
Bank Aceh Perluas Akses Pembiayaan
Sementara itu, Almasih, perwakilan Bank Aceh bagian Pembiayaan, menekankan peran penting Bank Aceh dalam pengembangan UMKM. Hingga tahun 2024, portofolio pembiayaan UMKM Bank Aceh telah mencapai Rp2,7 triliun, naik dari Rp2,4 triliun pada tahun sebelumnya.
“Kami mendukung UMKM melalui pembiayaan berbasis syariah, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan subsidi pemerintah. Fasilitas ini sangat membantu pelaku usaha kecil dan mikro untuk berkembang dengan biaya terjangkau,” jelas Almasih.
Ia juga menekankan bahwa prinsip syariah menjadi fondasi utama dalam pembiayaan Bank Aceh.
“Kami memastikan seluruh pembiayaan sesuai dengan nilai-nilai syariah, bebas dari riba, penipuan, atau aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini penting untuk menjaga keberkahan usaha para pelaku UMKM,” tegas Almasih.
Akses Luas dan Kolaborasi untuk Memajukan UMKM
Baik BSI maupun Bank Aceh telah memperluas jangkauan layanan mereka demi mendukung UMKM di seluruh pelosok Aceh:
– BSI memiliki lebih dari 160 outlet dan hampir 18.000 agen di seluruh Aceh untuk memudahkan akses layanan perbankan.
– Bank Aceh aktif dalam program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM.
Keduanya juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memperkuat ekosistem UMKM, termasuk melalui pelatihan, seminar, dan dukungan moral serta material bagi para pelaku usaha, khususnya generasi muda.
Potensi UMKM Aceh dan Harapan Masa Depan
Saiful dan Almasih sepakat bahwa sektor UMKM di Aceh memiliki potensi besar, terutama di kalangan generasi muda. Dengan dukungan pembiayaan berbasis syariah yang mudah diakses, pengusaha muda diharapkan mampu berkembang, tidak hanya di pasar lokal tetapi juga bersaing di pasar nasional dan global.
“Melalui pembiayaan mikro hingga program inkubasi, kami ingin memastikan setiap pengusaha muda di Aceh memiliki kesempatan untuk sukses,” kata Saiful.
Langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh, memperkuat posisi provinsi ini sebagai pusat keuangan syariah di Indonesia, sekaligus membuka peluang baru bagi masyarakat lokal untuk bangkit dan bersaing secara global.