Bisnisia.id | Jakarta – PT PLN (Persero) menargetkan penerapan teknologi co-firing biomassa atau substitusi batu bara pada 52 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tahun 2025. Angka ini meningkat dibandingkan implementasi saat ini yang telah mencapai 47 PLTU. Â
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program co-firing biomassa merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menurunkan emisi karbon sekaligus mendorong pemberdayaan masyarakat lokal. Â
“Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, PLN terus mendukung agenda swasembada energi nasional. Dulu, tugas PLN hanya menyediakan listrik, tetapi kini kami bertanggung jawab menghadirkan energi yang bersih dan terjangkau. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, serta menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Minggu (2/2/2025).
Dengan target ekspansi ini, kebutuhan pasokan biomassa diproyeksikan meningkat secara signifikan, mencapai 10,2 juta ton per tahun. Â
Sumber Biomassa untuk Co-Firing PLNÂ Â
Saat ini, PLN mengandalkan berbagai jenis biomassa sebagai bahan bakar substitusi batu bara, antara lain;Â Serbuk gergaji (sawdust), Serpihan kayu (woodchip), Cangkang sawit, Sekam padi dan pelet sekam padi, Bonggol jagung, Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP), Pelet tandan kosong kelapa sawit, Cangkang kemiri, Limbah racikan uang kertas (LRUK).
Guna menjamin keberlanjutan pasokan, PLN mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan melalui program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu. Program ini tidak hanya berfokus pada pemanfaatan energi bersih tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha lokal. Â
Capaian Co-Firing Biomassa PLN di 2024Â Â
Pada tahun 2024, PLN berhasil menerapkan co-firing biomassa di 47 PLTU yang tersebar di 52 lokasi di Indonesia. Implementasi ini menghasilkan energi hijau sebesar 1,67 juta Megawatt hour (MWh), meningkat 60% dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 1,04 juta MWh. Â
Konsumsi biomassa pada 2024 tercatat mencapai 1,62 juta ton, mengalami peningkatan signifikan dari 1 juta ton di tahun 2023. Pemanfaatan biomassa ini juga berdampak pada penurunan emisi karbon sebesar 1,87 juta ton COâ‚‚ sepanjang 2024. Â
Keberhasilan program co-firing biomassa ini turut berkontribusi dalam peningkatan bauran energi terbarukan (EBT) PLN, yang mencapai 1,86% di tahun 2024, meningkat dari 1,2% pada 2023. Â
Dengan ekspansi yang terus berlanjut, PLN optimistis program co-firing biomassa akan semakin berkontribusi dalam transisi energi hijau nasional, sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya dalam negeri. Â