BISNISIA.ID, JAKARTA- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat kinerja positif pada semester I-2024. Bank dengan logo pita emas ini melaporkan kenaikan laba bersih konsolidasian sebesar 5,22% secara tahunan (YoY), mencapai Rp 26,55 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih tercatat Rp 25,23 triliun.
Mengutip Kontan.id, Rabu (31/7/2024), pertumbuhan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 3,75% YoY menjadi Rp 49,08 triliun, meskipun beban bunga naik 37,07% YoY menjadi Rp 23,14 triliun. Selain itu, biaya pencadangan menurun dari Rp 7,55 triliun menjadi Rp 6,91 triliun.
Kualitas kredit juga membaik dengan NPL Gross turun dari 1,53% menjadi 1,01%, dan NPL Coverage mencapai 292,63%. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 20,46% YoY menjadi Rp 1.532 triliun, jauh di atas pertumbuhan industri yang hanya 12% YoY.
Direktur Keuangan Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menyatakan kinerja ini dicapai berkat fokus pada kredit wholesale dengan kualitas yang baik. “Proses kami disiplin dalam loan underwriting,” ujarnya pada Selasa (30/7).
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 15,45% YoY menjadi Rp 1.651 triliun, meskipun pertumbuhan ini tidak sekencang kredit yang disalurkan. Hal ini menyebabkan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat menjadi 90,48% dari sebelumnya 85,68%.
Sigit menyadari likuiditas masih menjadi isu utama di industri perbankan. Namun, ia optimis pertumbuhan DPK akan terus membaik, didukung oleh potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia. “Jika suku bunga turun, likuiditas akan jauh lebih baik,” kata Sigit.
Bank Mandiri juga memiliki rasio dana murah atau CASA yang tinggi, mencapai 75,01% pada Juni 2024, sehingga mampu menekan beban bunga.