Bisnisia.id | Cape Town – Film berlatar Tsunami Aceh akan diputar dalam Pertemuan Asosiasi Pengobatan Federasi Islam (Federation of Islamic Medication Association Council Meeting/FIMA) ke-43, yang diselenggarakan di Banda Aceh pada tahun 2025.
Konjen RI Cape Town, Tudiono, mengungkapkan bahwa Konsulat Jenderal RI bekerja sama dengan produser film dari Rumah Produksi Summerland, Wendra Lingga Tan, sedang menyiapkan pembuatan film komersial tentang bencana tsunami Aceh.
“Pembuatan film ini dilakukan dengan mitra dari Cape Town, Afrika Selatan. Pengambilan gambar akan dilakukan di Aceh dan Cape Town tahun ini,” jelas Tudiono dalam pertemuan FIMA ke-42, yang telah diselenggarakan di Cape Town pada 10-11 Agustus 2024.
Proyek film ini mendapatkan dukungan luas, termasuk dari Pemerintah Provinsi Aceh, Pimpinan Wali Nanggroe Aceh, insan perfilman Aceh, dan Universitas Syah Kuala.
Delegasi RI sangat antusias dan mendukung pembuatan film ini. Mereka berharap film tersebut dapat diputar sebagai acara sampingan (side event) pada Sidang FIMA ke-43 pada tahun 2025. Pembuatan film ini juga dianggap tepat karena bertepatan dengan peringatan 20 tahun tsunami Aceh.
Dalam pertemuan terpisah, Dr. Safrizal Rahman, Dekan Fakultas Kedokteran USK, dan Dr. Iflan berbagi pengalaman pribadi mereka yang terdampak dan terlibat langsung dalam penanggulangan bencana tsunami. Mereka menceritakan bagaimana dalam upaya bantuan kemanusiaan mereka menemukan banyak bayi dalam koper yang mengambang, menunjukkan betapa para orang tua berjuang untuk menyelamatkan anak-anak mereka atau setidaknya memastikan jasad anak-anak mereka ditemukan dalam kondisi baik.
Prof. Dr. Ir. Marwan, Rektor Unsyiah, melalui video conference dengan Konjen RI yang difasilitasi oleh Dekan FK Unsyiah, menyampaikan dukungannya terhadap pembuatan film ini. Rektor Unsyiah menekankan betapa cepatnya Aceh dan masyarakatnya bangkit dari bencana tsunami, serta peran Islam dalam proses pemulihan.
Unsyiah memiliki Tsunami and Disaster Mitigation Research Center yang mampu melakukan simulasi tsunami dan dampaknya, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembuatan film ini.
Konjen RI menyatakan bahwa pemutaran film sebagai acara sampingan dalam Sidang FIMA ke-43 akan menjadi kesempatan penting untuk mensosialisasikan film tsunami Aceh di tingkat dunia. Hal ini diharapkan dapat mendukung kerjasama internasional dan pariwisata Aceh.
Delegasi RI dari berbagai universitas akan mendukung upaya diseminasi film tsunami Aceh. Mereka juga mengusulkan agar teaser film disiapkan untuk disebarluaskan kepada anggota FIMA.