Bisniskita.id | Hanoi – Indonesia dan Vietnam menyepakati sejumlah kerja sama di bidang ekosistem mobil listrik dan baterai, serta transisi energi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Presiden menyambut baik komitmen investasi VinFast untuk membangun ekosistem mobil listrik dan baterai di Indonesia.
VinFast merupakan produsen otomotif asal Vietnam yang berencana berinvestasi sebesar USD1,2 Miliar untuk memproduksi kendaraan listrik di Indonesia.
“Presiden meyakini bahwa investasi yang berasal dari Vietnam akan memperoleh kemudahan dan perlindungan yang baik, sehingga beliau mendorong perusahaan-perusahaan dari negara tersebut untuk memperkuat investasinya di Indonesia,” kata Menperin dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (13/01/2024).
Sebelumnya, pada Kamis (11/1), Menperin telah bertemu dengan jajaran VinFast yang menyatakan minatnya untuk menggelontorkan dana guna pembangunan pabrik perusahaan tersebut di Indonesia.
Adapun insentif yang dapat diberikan kepada perusahaan industri kendaraan Listrik tersebut meliputi fasilitas tax holiday, tax allowance, insentif bea masuk, serta insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Perusahaan bisa melakukan uji pasar dengan CBU impor dengan memanfaatkan fasilitas pajak bea masuk 0% dan pajak barang mewah 0%, sesuai Peraturan Menteri Investasi (BKPM) No. 6 Tahun 2023.
“Di tahap produksi, perusahaan juga bisa memanfaatkan fasilitas tarif 0% untuk skema impor Completely Knock Down (CKD) atau Incompletely Knock Down (IKD) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023. Selain itu, fasilitas Pajak Barang Mewah 0% juga dapat dimanfaatkan, jika mencapai persyaratan minimum kandungan lokal sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023,” Menperin menjelaskan lebih lanjut.
Indonesia-Vietnam juga mendorong kerja sama teknologi, informasi, dan komunikasi untuk mendorong kemajuan industri digital kedua negara dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong, pada Jumat, 12 Januari 2024, di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam.
Selain itu, kedua negara menyepakati penguatan kerja sama di bidang pertanian dan perikanan. Penandatanganan MoU kerja sama perikanan adalah momentum besar untuk mendorong kolaborasi dan investasi di bidang tersebut.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi kawasan. Ia mengungkapkan, Indonesia dan Vietnam sepakat untuk terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi kawasan melalui implementasi konkret dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan dukungan terhadap keketuaan Laos di ASEAN.
Pada pertemuan bilateral tersebut, Presiden Joko Widodo juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar RI untuk Vietnam Denny Abdi.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Menperin juga mendampingi Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh pada Jumat (12/1) yang menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya target baru perdagangan bilateral, kerja sama di bidang teknologi dan komunikasi, termasuk pula kolaborasi antarnegara di Asia Tenggara untuk mencapai kemandirian industri energi terbarukan, yang diinisiasi oleh komitmen investasi dari produsen otomotif Vietnam, Vinfast, untuk membangun ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan Listrik di Indonesia.