Bisnisia.id | Banda Aceh – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Ir. Saifuddin Muhammad, yang akrab disapa Yah Fud, mendesak Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal, untuk segera mengambil langkah konkret dalam membenahi pengelolaan aset daerah yang selama ini dinilai kurang optimal. Yah Fud menyoroti banyaknya aset pemerintah, baik berupa kendaraan dinas maupun aset tidak bergerak, yang tidak terurus dengan baik sehingga berpotensi merugikan keuangan daerah.
Dalam keterangannya kepada media, Selasa (14/01/2025), Yah Fud mengingatkan pentingnya perhatian khusus dari Pj Gubernur untuk menyelesaikan persoalan ini sebelum masa jabatannya berakhir.
“Kami meminta saudara Pj Gubernur, Bapak Safrizal, untuk memberikan atensi serius terhadap pengelolaan aset daerah. Saat ini, banyak kendaraan dinas yang tidak jelas statusnya, bahkan dikuasai pihak lain. Ironisnya, biaya perawatan, bahan bakar, dan onderdil kendaraan dinas ini terus membebani APBA. Oleh karena itu, aset yang tidak terpakai atau berada di tangan pihak lain harus segera ditarik dan dilelang agar tidak menjadi beban keuangan daerah,” tegas Yah Fud.
Fokus untuk Gubernur Definitif Mendatang
Yah Fud berharap langkah ini dapat memberikan ruang bagi Gubernur dan Wakil Gubernur definitif yang akan dilantik untuk fokus menunaikan visi, misi, dan janji kampanye tanpa dibebani masalah pengelolaan aset daerah.
“Jika persoalan aset ini dapat diselesaikan sebelum masa jabatan Pj Gubernur berakhir, maka Gubernur definitif mendatang bisa bekerja lebih maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa terganggu oleh isu-isu ini,” tambahnya.
Hasil Pansus Aset Tahun 2023 Belum Optimal
Yah Fud juga mengkritisi kurangnya tindak lanjut dari Pemerintah Aceh terhadap rekomendasi Panitia Khusus (Pansus) Aset yang dibentuk DPRA pada tahun 2023.
“Tahun 2023, DPRA sudah membentuk Pansus Aset, namun rekomendasinya belum sepenuhnya dijalankan. Dengan kondisi penerimaan Aceh yang menurun akibat berkurangnya Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA), efisiensi sangat diperlukan, salah satunya melalui evaluasi dan rasionalisasi penggunaan kendaraan dinas,” jelasnya.
Optimalisasi Aset Bernilai Ekonomi Tinggi
Lebih lanjut, Saifuddin menekankan perlunya pengelolaan profesional terhadap aset daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti alat berat, gedung, tanah, dan terminal. Menurutnya, jika dikelola dengan optimal, aset-aset ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Aceh (PAA).
“Pengelolaan aset daerah harus lebih profesional dan strategis. Aset yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti alat berat, gedung, tanah, dan lainnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Jangan sampai aset ini hanya menjadi beban, tetapi harus menjadi sumber pendapatan yang signifikan,” pungkasnya.
Dengan langkah yang tepat, optimalisasi aset daerah diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh secara berkelanjutan.