Terusan Panama, yang dibangun oleh Amerika Serikat, diserahkan pengelolaannya kepada Panama pada tahun 1999. Kini, Presiden terpilih AS, Donald Trump, menginginkan agar jalur strategis tersebut dikelola kembali oleh Amerika Serikat. Selain persoalan tarif, kehadiran Tiongkok di wilayah tersebut membuat Trump khawatir.
“Biaya yang dibebankan oleh Panama sangat menggelikan dan sangat tidak adil,” kata Trump kepada pendukungnya di Arizona pada Minggu, seperti dilansir BBC, Senin (23/12/2024).
Trump menuding bahwa apa yang terjadi di Terusan Panama merupakan bentuk penipuan terhadap Amerika Serikat dan dia berjanji untuk segera menghentikannya.
Karena itu, Trump menuntut Panama untuk mengurangi biaya pelintasan di terusan tersebut. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Trump mengancam akan mengambil kembali kendali atas Terusan Panama.
Jalur Perdagangan yang Strategis
Terusan Panama adalah jalur air buatan sepanjang 82 kilometer yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik, melintasi Tanah Genting Panama. Terusan ini menjadi jalur perdagangan maritim penting. Pintu air di kedua ujung terusan mengangkat kapal ke Danau Gatun, danau air tawar buatan setinggi 26 meter di atas permukaan laut, yang terbentuk dari pembendungan Sungai Chagres dan Danau Alajuela. Sistem ini mengurangi jumlah pekerjaan penggalian yang diperlukan untuk membangun kanal tersebut. Rata-rata, sekitar 200 juta liter air tawar digunakan setiap kali sebuah kapal melintas.
SejarahÂ
Rencana pembangunan Terusan Panama pertama kali dicetuskan oleh Raja Charles V dari Spanyol pada tahun 1524 untuk mempermudah jalur pelayaran, terutama bagi kapal yang membawa emas. Meski survei dan perencanaan telah dilakukan pada 1529, keterbatasan politik dan teknologi pada masa itu menghalangi terwujudnya rencana tersebut.
Setelah beberapa usaha alternatif yang tidak berhasil, seperti pembangunan jalur kereta api, rencana pembangunan terusan kembali muncul. Keberhasilan Terusan Suez pada 1869 mendorong Prancis, di bawah Ferdinand de Lesseps, untuk memulai pembangunan terusan pada 1 Januari 1880. Namun, proyek ini terhenti pada 1893 akibat wabah penyakit.
Pada 1904, Amerika Serikat melanjutkan pembangunan kanal setelah membantu Panama merdeka dari Kolombia, dengan imbalan kontrol atas wilayah terusan. Pembangunan dimulai pada 4 Mei 1904, dan setelah berbagai tantangan, kanal akhirnya dibuka pada 15 Agustus 1914, dengan kapal Ancon sebagai yang pertama melintas.
Terusan Panama dan kawasan sekitarnya berada di bawah kontrol Amerika Serikat hingga 31 Desember 1999, setelah Presiden AS Jimmy Carter menandatangani Traktat Torrijos-Carter pada 7 September 1977. Saat ini, Terusan Panama dikelola oleh Otoritas Terusan Panama.
Bagi Amerika Serikat, Terusan Panama sangat penting, baik untuk urusan perdagangan maupun operasi militer. Kapal-kapal angkatan laut AS sering menggunakan terusan ini untuk mengangkut pasukan dan perlengkapan. Selain itu, kawasan ini juga sering menjadi lokasi latihan militer.
Tanggapan Panama
Pernyataan Trump yang bernada ancaman tersebut mendapat tentangan dari Presiden Panama, José Raúl Mulino. Mulino menegaskan bahwa setiap jengkal tanah di Panama adalah milik negara dan pihak luar tidak berhak mengintervensi urusan dalam negeri Panama. “Kedaulatan dan kemerdekaan negara kami tidak dapat dinegosiasikan,” tegas Mulino.
Mulino juga menjelaskan bahwa kenaikan tarif pelintasan Terusan Panama digunakan untuk pembenahan dan pemeliharaan kanal tersebut. Ia membantah tuduhan Trump terkait adanya intervensi pihak luar dalam pengelolaan terusan ini.