Bisnisia.id – Harga emas kembali menanjak dan mencapai level tertinggi mingguan di atas $2.620 per ounce pada perdagangan Selasa. Pukul 17.00 WIB, emas diperdagangkan pada kisaran $2.630, didukung oleh pelemahan dolar AS serta meningkatnya permintaan aset safe-haven di tengah ketidakpastian geopolitik global. Selasa (19/11/2024).
Meskipun dolar AS (DXY) sempat rebound ke 105,56, investor tetap memilih emas sebagai pelindung nilai dari ketidakpastian. Sentimen pasar juga dipengaruhi ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang diproyeksikan lebih hati-hati, dengan peluang pemangkasan suku bunga Desember turun menjadi 59% menurut data CME FedWatch.
Di sisi lain, konflik global, termasuk perang Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, terus mendukung kenaikan harga emas. Langkah Presiden AS Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk melawan Rusia menjadi salah satu pemicu utama kekhawatiran geopolitik.
Pelaku pasar kini menantikan data ekonomi AS, termasuk izin mendirikan bangunan dan PMI manufaktur serta jasa, yang diharapkan memberikan petunjuk arah kebijakan moneter Federal Reserve ke depan. Pernyataan dari pejabat The Fed, termasuk Presiden Fed Kansas, Jeffrey Schmid, juga akan diawasi dengan ketat untuk memahami langkah kebijakan berikutnya.
Sementara itu, rencana presiden-terpilih Donald Trump untuk menurunkan pajak dan menaikkan tarif diperkirakan menambah tekanan inflasi, sehingga memengaruhi ruang gerak The Fed dalam menyesuaikan suku bunga.
Analis memperkirakan emas tetap bergerak bullish dengan dukungan kuat dari ketidakpastian global dan tingginya permintaan aset aman.
Sumber: Bloomberg, CNBC, Kitco News, dan data CME FedWatch.