Bisnisia.id | Jakarta – Manajemen PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) pengelola jaringan KFC Indonesia menyebutkan seruan boikot Israel berdampak terhadap penjualan mereka pada 2023. Beberapa daerah yang terkena imbas yakni Aceh, Bandung, Padang, dan Pekan Baru.
Direktur FAST Wahyudi Martono dalam Public Expose 2024 PT Fast Food Indonesia Tbk, di Jakarta, Jumat (29/11/2024) menuturkan bahwa isu boikot sejauh ini melanda produk-produk asal Amerika, dan KFC juga ikut terdampak karena berasal dari Amerika.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Amerika Serikat sangat mendukung Israel dalam konflik di Timur Tengah. Serangan Israel terhadap Palestina telah membangkit empati dunia dan mengutuk aksi Israel karena telah menyebkan banyak kematian.
“Seruan boikot itu memang kita alami. Meskipun kita tidak terdaftar di dalam produk yang diboikot, tetapi karena KFC merupakan produk Amerika, kita juga sangat terdampak. Bukan terdampak saja, tapi sangat terdampak,” kata Wahyudi seperti dilansir oleh Bisnis.com.
Wahyudi menyebutkan beberapa daerah yang mengalami dampak buruk penjualan KFC karena isu tersebut adalah Provinsi Aceh, Bandung (Jawa Barat), Padang (Sumatera Barat), dan Pekan Baru (Riau). Wahyudi tidak merinci berapa persen penurunan penjualan di empat daerah tersebut.
PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pengelola restoran KFC Indonesia, mencatat rugi bersih sebesar Rp557,08 miliar hingga kuartal III/2024. Kerugian ini menyebabkan perusahaan menutup 47 gerai KFC hingga September 2024, yang tersebar di Sulawesi (3 gerai), Bali (1 gerai), Jawa (39 gerai), dan Sumatra (4 gerai). Akibat penutupan ini, jumlah gerai yang dioperasikan turun dari 762 gerai pada akhir 2023 menjadi 715 gerai per 30 September 2024.
Selain itu, langkah efisiensi tersebut berdampak pada pengurangan jumlah karyawan sebanyak 2.274 orang, dari 15.989 pada akhir 2023 menjadi 13.715 orang hingga September 2024. Data ini disampaikan dalam Public Expose perusahaan.