Bisnisia.id | Jakarta – Pemerintah Indonesia terus menggalakkan upaya percepatan pembangunan infrastruktur nasional dengan memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu pintu utama pembiayaan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono , menegaskan bahwa salah satu langkah strategis pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur adalah dengan memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan utama. Strategi ini diharapkan dapat mendukung realisasi proyek-proyek besar di seluruh Indonesia.
“Pasar modal memiliki peran yang sangat penting. Kami ingin melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, dalam pembiayaan infrastruktur melalui skema yang lebih terbuka dan kolaboratif,” ujar Menko AHY dalam acara ‘Economic & Capital Market Outlook 2025’ di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Menurut Menko AHY, pengintegrasian pasar modal dalam pembiayaan infrastruktur akan membuka peluang investasi yang lebih besar. Hal ini tidak hanya menciptakan model pembiayaan yang efisien dan berkelanjutan, tetapi juga mempercepat pelaksanaan proyek yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Prioritas Peningkatan Konektivitas Nasional
Salah satu fokus utama pemerintah adalah meningkatkan konektivitas nasional. AHY menekankan bahwa peningkatan konektivitas akan berdampak signifikan pada perekonomian, terutama dalam menurunkan biaya logistik. Saat ini, biaya logistik mencapai sekitar 15% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan pemerintah menargetkan untuk menurunkannya menjadi 8% dalam jangka panjang.
“Penurunan biaya logistik akan mendorong efisiensi perdagangan antarwilayah, membuka peluang investasi, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global,” jelas AHY.
Dengan konektivitas yang lebih baik, efisiensi infrastruktur akan tercapai, sehingga produktivitas ekonomi meningkat. Proyek infrastruktur yang tersebar dari Aceh hingga Papua juga diharapkan dapat mempercepat pembangunan daerah yang lebih merata.
Menurunkan ICOR untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Selain konektivitas, pemerintah juga berupaya menurunkan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yang saat ini berada di atas 6. ICOR yang tinggi menunjukkan kurangnya efisiensi dalam penggunaan modal untuk menghasilkan output ekonomi. Pemerintah menargetkan penurunan ICOR sebagai kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
“Dengan efisiensi investasi yang lebih baik, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Penurunan ICOR memastikan setiap rupiah yang diinvestasikan memberikan hasil maksimal. Ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan ekonomi yang efisien dan produktif,” ujar AHY.
Pasar Modal dan Kerja Sama Multi-Pihak
Pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan utama juga diyakini mampu menciptakan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan institusi keuangan. Kolaborasi ini akan menjadi kunci sukses dalam merealisasikan proyek-proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Keberhasilan dalam pembiayaan infrastruktur ini diharapkan mampu membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dalam jangka panjang, strategi ini akan membangun fondasi ekonomi yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang terintegrasi, Menko AHY optimis bahwa pembangunan infrastruktur yang dibiayai melalui pasar modal dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah, menjadikan negara ini kompetitif secara global dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh rakyatnya.