BisnisKita.id – Perusahaan plat merah, WIKA dikabarkan mengalami kerugian atas proyek kereta cepat Whoosh. Kementerian Badan Usaha Milik Negara membantah kabar itu, tetapi ekonom menyebutkan ini alarm berbahaya.
Baru-baru ini Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskita dalam rapat dengan DPR RI mengatakan perusahaan yang diampu kini memikul beban berat, salah satunya dari proyek kereta api cepat.
Kereta api cepat salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo. Jokowi sendiri yang menabalkan kereta api Whoosh, singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.
Seperti diberitakan CNN Indonesia, Agung mengatakan perusahaan mengalami pembengkakan kerugian 11.860 persen atau Rp 7,12 triliun di tahun 2023. Angka tersebut melonjak tinggi dibandingkan rugi bersih di tahun 2022 sebesar Rp 59,59 miliar.
Agung mengatakan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung memberikan kontribusi besar terhadap beban pengeluaran. Sedikitnya Rp6,1 triliun telah dikucurkan untuk proyek kereta Whoosh itu.
Namun, belakangan Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga membantah bahwa kerugian PT WIKA semata-mata karena proyek kereta api cepat. Arya mengatakan kereta api cepat merupakan investasi sehingga butuh Waktu untuk memperoleh untung.
Arya mengatakan proyek kereta api cepat terus berjalan. Saat ini sudah terdapat 40 trayek dari target 60 trayek. “Enggak mungkin tiba-tiba orang jualan langsung tercapai, bertahap,” kata Arya.
Sementara itu, pakar ekonomi Indonesia, Faisal Basri berpendapat kerugian WIKA karena proyek kereta cepat adalah alarm berbahaya. Bahkan dia menyebutnya ini adalah bom Waktu yang bakal meledak tanpa bisa diprediksi.
Faisal menyebutkan pemerintah telah memaksan perusahaan BUMN seperti WIKA untuk bekerja diluar kapasitasnya sehingga membuat rugi.
Faisal menuturkan banyak proyek-proyek besar yang dikerjakan pada era Joko Widodo akan menjadi bom Waktu yang diwariskan kepada pemerintahan Prabowo Subianto.