UMKM Aceh Butuh Modal dan Akses Pasar untuk Tingkatkan Daya Saing

Bisnisia.id | Banda Aceh – Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh, Dr Mahpud Sujai mengatakan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian daerah.

Sektor ini tidak hanya berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan membantu pemerataan pendapatan.

“Sektor UMKM memiliki peranan penting dalam menggerakkan perekonomian Aceh karena memberikan sumbangan signifikan khususnya dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, dan pemerataan pendapatan di Aceh. UMKM juga memiliki ketahanan ekonomi yang lebih kuat sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas perekonomian di Aceh,” ujar Dr Mahpud dikutip dari laman aceh.bpk.go.id

Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh Dr Mahpud Sujai e1738243004907
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh, Dr Mahpud Sujai

Data Dinas Koperasi dan UMKM Aceh menunjukkan bahwa hingga tahun lalu, terdapat 424.850 UMKM di Aceh, yang terdiri dari 423.178 usaha mikro, 1.470 usaha kecil, dan 202 usaha menengah. Sebagian besar UMKM berada di daerah pesisir timur, yang mencakup hampir 46,26 persen dari total UMKM di Aceh, dengan wilayah Aceh Besar, Bireuen, Banda Aceh, dan Pidie menjadi pusat utama.

Baca juga:  Pj Gubernur Safrizal Tekankan Pentingnya Kolaborasi dalam Penanggulangan Risiko Bencana di Aceh

Namun, meskipun jumlah UMKM cukup besar, sektor ini masih menghadapi berbagai kendala yang menghambat perkembangan dan daya saingnya. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah akses ke modal.

Dr Mahpud menjelaskan bahwa pelaku UMKM membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Pembiayaan modal usaha dapat diperoleh dari lembaga perbankan dan nonperbankan.

“Kendala pelaku UMKM dalam mendapatkan pembiayaan dari bank, yaitu pelaku UMKM unbankable atau memiliki risiko yang tinggi” katanya.

Selain masalah pembiayaan, pelaku UMKM juga sering kali kesulitan dalam meningkatkan kapasitas dan skala usaha mereka. Keterbatasan keterampilan dalam hal inovasi produk dan strategi pemasaran yang belum optimal menjadi tantangan besar bagi mereka.

Baca juga:  Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Aceh Berkomitmen Permudah Perizinan dan Investasi

“Pelaku UMKM kesulitan untuk melakukan promosi produk sehingga produknya kurang dikenal oleh masyarakat,” ungkap Dr Mahpud.

Untuk mengatasi kendala-kendala ini, Dr Mahpud menekankan perlunya pemberdayaan UMKM melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan keterampilan kewirausahaan melalui pelatihan yang fokus pada kreativitas dan inovasi produk, serta memberikan dukungan dalam hal manajemen usaha.

“Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam memberdayakan UMKM tersebut antara lain adalah meningkatkan keterampilan UMKM dengan memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi produk usaha serta program inkubasi bisnis dan pendampingan UMKM,” ujarnya

Selain itu, akses terhadap modal yang lebih mudah dan terjangkau juga sangat penting untuk membantu UMKM berkembang. Penyebarluasan informasi mengenai berbagai program pembiayaan yang tersedia, baik dari lembaga perbankan maupun nonperbankan, perlu ditingkatkan.

Baca juga:  Tak Sekadar Kuliah, Mahasiswa FEBI UIN Ar-Raniry Ditempa Jadi Pengusaha

Dr Mahpud menambahkan, penyediaan akses permodalan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan tingkat margin pembiayaan yang rendah perlu diprioritaskan.

Di sisi lain, digitalisasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh UMKM di era globalisasi. Pemanfaatan teknologi dan platform digital untuk pemasaran dapat membuka peluang pasar yang lebih luas, baik lokal, nasional, maupun internasional.

“Peningkatan akses pemasaran UMKM sangat penting untuk membantu UMKM menjangkau lebih banyak konsumen, meningkatkan penjualan, dan memperluas pasar,” ujarnya.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM, peran pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan.

Melalui kebijakan yang mendukung, akses pembiayaan yang mudah, serta penyediaan pelatihan dan pendampingan, diharapkan UMKM di Aceh dapat lebih maju dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Menteri ESDM Tetapkan Harga Acuan Batubara dan Mineral Logam untuk Oktober 2024

BISNISIA.ID| JAKARTA- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),...

Rencana Pj Gubernur dan PT PEMA Bangun Pabrik Minyak Goreng di Aceh Diragukan

Bisnisia.id | Banda Aceh - Rencana Pj Gubernur Aceh...

Pj Gubernur Safrizal Apresiasi Citilink Buka Rute Penerbangan Umrah dari Aceh

Bisnisia.id | BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Dr H...

Perekonomian Nasional Menguat 5,11% pada Triwulan I-2024

Bisniskita.id | Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto...

Efisiensi Anggaran, Prabowo Pangkas Belanja Rp 306,69 Triliun melalui Inpres No. 1 Tahun 2025

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengeluarkan...

Petani Aceh Besar Dukung PON, tetapi Jadwal Tanam Tetap Berjalan

KOTA JANTHO - Petani di wilayah Aceh Besar berencana...

Tahun 2025, Belanja APBN di Aceh Ditargetkan Rp46,98 Triliun

Bisnisia.id | Banda Aceh – Dalam upaya memperkuat sinergi...

Platform Online Ralali: Mengoptimalkan Bisnis B2B di Indonesia

Di era digital yang semakin berkembang, platform online telah...

Coding dan AI Akan Diajarkan di SD dan SMP

Bisnisia.id | Jakarta— Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen)...

Jelang Akhir Tahun, BPH Migas Kawal Ketat Penyaluran BBM

Bisniskita.id | Jakarta - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak...

Ketahanan Pangan, Solusi Mengendalikan Laju Inflasi di Aceh

Banda Aceh, Bisniskita.id - Ketahanan pangan menjadi salah satu...

Komitmen untuk Tata Kelola yang Lebih Baik, DPRA Pastikan Kelanjutan Pansus Tambang

Bisnisia.id | Banda Aceh – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat...

Panglima Laot Himbau Nelayan Tidak Melaut pada Hari Peringatan Tsunami Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Lembaga Adat Laot atau...

PEMA Kirim 4.000 Ton Sulfur dari Aceh ke Sulawesi Selatan

Bisnisia.ID | Banda Aceh – Proses pengapalan 4.000 ton...

Realisasi Belanja APBN di Provinsi Aceh hingga Maret 2024 Capai Rp9,75 Triliun

Banda Aceh - Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan...

Widari, Lifter Asal Kaltim, Raih Hattrick Emas di PON Aceh-Sumut 2024

Bisnisia.id | Banda Aceh – Lifter asal Kalimantan Timur, Widari,...

Majelis Ekonomi PDA Aceh Selatan Gagas Usaha Rumah Sehat Aisyiyah

BISNISIA.ID | Tapaktuan - Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan...

Peluang Ekspor: Thailand Minati Kelapa dari Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Meski produksi kelapa di...

Pemerintah Aceh Minta Peternak Lapor Jika Ternak Terindikasi PMK

Bisnisia.id | Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh, Dr....

Kopepi Ketiara Ekspor Kopi Gayo ke AS dan Denmark

Bisnisia.id | Aceh Tengah - Koperasi Pedagang Kopi (Kopepi)...