Suara Nelayan Pulau Terluar Aceh, Menanti Kepastian Distribusi BBM

Bisnisia.id | Aceh Besar – Masalah distribusi bahan bakar minyak atau BBM di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh telah lama menjadi yang dikeluhkan oleh masyarakat setempat. Sebagai wilayah yang masuk dalam kategori 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), aksesibilitas Pulo Aceh sangat terbatas, termasuk untuk suplai kebutuhan pokok seperti BBM. Situasi ini berdampak langsung pada aktivitas para nelayan yang menggantungkan hidup pada hasil laut.

Panglima Laot Pulo Breuh Selatan, Samsul Bahri, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar untuk memberikan perhatian lebih terhadap distribusi bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Pulo Aceh, terutama untuk para nelayan. Samsul mengungkapkan bahwa nelayan di daerah tersebut menghadapi kesulitan yang semakin parah akibat terbatasnya akses BBM.

Baca juga:  Penerimaan Bea Cukai Aceh 2024 Capai Rp 380,9 M, Bea Keluar Masih Terkendala

“BBM adalah kebutuhan pokok bagi nelayan, terutama di daerah terpencil seperti Pulo Aceh. Saat distribusi terganggu, otomatis aktivitas nelayan terhambat. Ini berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan kami,” ujar Samsul saat ditemui Bisnisia.id di Desa Lampuyang, Pulo Aceh, Jumat (25/10/2024).

Samsul menegaskan bahwa kondisi ini sudah berlangsung lama dan belum mendapat penanganan yang serius dari pemerintah.

Kebijakan Penambahan Kuota yang Belum Efektif

Pada November 2022, Pemkab Aceh Besar melalui surat Pj Bupati kepada Pertamina dan Hiswana Migas telah menetapkan penambahan kuota solar bersubsidi khusus untuk nelayan Pulo Aceh. Namun, kebijakan ini dinilai belum cukup efektif karena distribusi BBM di Pulo Aceh masih terhambat. Faktor terbatasnya transportasi yang mengangkut BBM menambah kompleksitas masalah ini.

Baca juga:  Pasca-Pandemi, Sabang Pacu Pemulihan dengan Investasi Pariwisata Berkelanjutan

“Kami mengapresiasi penambahan kuota, tetapi akses tetap sulit. Banyak nelayan masih harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari solar ke Banda Aceh atau bahkan menunggu waktu lama untuk mendapatkannya,” jelas Samsul.

Harapan Perbaikan Tata Kelola Distribusi BBM

Samsul berharap pemerintah tidak hanya fokus pada penambahan kuota, tetapi juga memperbaiki tata kelola distribusi yang lebih efisien dan berkelanjutan di kawasan 3T. Menurutnya, ketidakpastian akses BBM berdampak pada ketahanan ekonomi masyarakat pesisir dan perlu segera ditangani oleh Pemkab Aceh Besar.

“Pemerintah terkesan menganaktirikan masyarakat pulau. Padahal, nelayan sangat bergantung pada BBM untuk melaut dan menjalankan usaha,” tegasnya.

Baca juga:  Gila! Uang Rp 33 Triliun Dihabiskan Warga Indonesia Buat Game

Permintaan SPBUN atau Pertamini di Pulo Breuh

Selain perbaikan distribusi, Samsul juga menyampaikan harapan nelayan Pulo Breuh untuk memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) atau Pertamini di wilayah tersebut. Hampir seluruh penduduk Pulo Breuh bekerja sebagai nelayan, sehingga kehadiran fasilitas BBM akan sangat membantu mengatasi kendala akses yang ada.

“Jika ada SPBUN atau Pertamini di Pulo Breuh, kami tidak perlu lagi mengeluarkan biaya dan waktu lebih hanya untuk mendapatkan BBM. Dengan akses yang lebih dekat,” jelas Samsul.

Pulo Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan besar di Aceh Besar, namun keterbatasan akses dan infrastruktur sering kali menjadi hambatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Pemerintah Beri Insentif PPh 21 untuk Karyawan Industri Alas Kaki, Tekstil, Furnitur, dan Kulit

Bisnisia.id | Jakarta - Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri...

Lhokseumawe Tertinggi Tingkat Pengangguran Terbuka di Aceh

BISNISIA.ID - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh tahun...

Ini Daftar UMP 2024 di Seluruh Provinsi RI

Bisniskita.id | Banda Aceh - Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan...

Cinta Tanah Air Jadi Kunci Perangi Konten Judi Online

Bisnisia.id | Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital terus...

Wajib Pajak Terlanjur Bayar PPN 12 Persen Bisa Mengajukan Pengembalian

Bisnisia.id | Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian...

Kilau Emas dari Tanah Rencong: Aceh Raih Gold Award di UB Halalmetric 2025

Bisnisia.id, Malang – Di tengah sorotan lampu panggung Aula...

PSM Makassar Hancurkan Yangon United di AFC Cup 2023

PSM Makassar mengalahkan Yangon United FC 4-0 dalam pertandingan...

Aceh Perlu Siapkan Infrastruktur Bisnis Guna Tarik Investor

Bisnisia.id | Banda Aceh – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal...

Indosat Raih Best Digital Transformation pada Ajang World Communication Awards 2024

Bisnisia.id | Jakarta — Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meraih...

Syariat Islam dan Perdamaian di Aceh, Alasan Kuat Aliansi Pemuda Dukung Muallem

Bisnisia.id | Banda Aceh - Ketua Aliansi Pemuda Aceh...

Ratusan Mahasiswa Aceh Raih Beasiswa dari Bank Indonesia

BISNISKITA.ID | BANDA ACEH - Bank Indonesia (BI) Aceh...

Industri Indonesia Didorong Berpihak pada Lingkungan untuk Tingkatkan Daya Saing

BISNISIA.ID | Jakarta - Perubahan iklim yang semakin ekstrem...

Bank Aceh Gelar Property Expo 2023, Usung Program Pemenuhan Perumahan Rakyat.

Bisniskita.id | Banda Aceh - Bank Aceh menggelar even...

Final ASEAN Futsal 2024: Indonesia Optimis Rebut Gelar Juara Lawan Vietnam

Tim Nasional Futsal Indonesia akan menghadapi Vietnam dalam pertandingan...

Sawit Indonesia Kuasai 59% Produksi Dunia, Ekspor Capai 24 Juta Ton

Bisnisia.id | Banda Aceh - Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono...

Final Piala AFF U-19 Malam Ini: Thailand Siap Berpesta di Surabaya

BISNISIA.ID - Laga final Piala AFF U-19 pada Senin...

ASPEK: Pekerja Sawit Aceh Butuh Perlindungan melalui ISPO

Bisnisia.id | Banda Aceh - Sekretaris Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK)...

Ini Komitmen Lembaga Keuangan Syariah Sukseskan PON XXI tahun 2024 di Aceh

Bisniskita.id | Banda Aceh – Seluruh Lembaga Keuangan Syariah (LKS)...

Jelang Meugang, Harga Daging di Banda Aceh Capai Rp170.000 per Kg

Bisnisia.id | Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah,...