JAKARTA, BISINSIA.ID – Wakil Menteri Komunikasi dan Digitalisasi, Nezar Patria, menyebut bahwa adopsi kecerdasan buatan (AI) di sektor pertambangan bisa menyumbang potensi ekonomi hingga US$308 miliar atau sekitar Rp5.200 triliun.
Dalam acara AI for Mining di Jakarta (24/4/2025), Nezar menjelaskan bahwa AI mampu meningkatkan produktivitas, mempercepat eksplorasi hingga distribusi, dan mendorong efisiensi operasional. Teknologi ini juga mendukung praktik pertambangan berkelanjutan, termasuk pengelolaan limbah dan efisiensi energi.
Namun, ia mengingatkan pentingnya regulasi untuk mengatur etika penggunaan AI dan memastikan adanya human in the loop, agar pengambilan keputusan tetap berada di bawah kendali manusia.
Nezar juga menyoroti tantangan energi dalam pengembangan AI, terutama konsumsi tinggi GPU. Pemerintah, katanya, tengah menyusun regulasi AI berbasis strategi 3P: Policy (kebijakan adaptif), People (pengembangan talenta digital), dan Platform (ekosistem kolaboratif).
Senada, Menteri Investasi Rosan Roeslani menyebut bahwa penerapan AI di tambang bukan lagi opsi, tapi kebutuhan strategis demi efisiensi dan profitabilitas.
CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menambahkan bahwa penggunaan AI secara luas dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dari 5% menjadi 8%.