Bisnisia.id | Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan lima pemenang Wilayah Kerja (WK) Migas melalui skema Penawaran Langsung Tahap II tahun 2024. Penetapan ini diumumkan langsung oleh Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tri Winarno, di Jakarta, Rabu (16/4/2025) melalui siaran resmi.
Kelima WK Migas yang diumumkan meliputi WK Kojo, WK Binaiya, WK Serpang, WK Gaea, dan WK Gaea II. Total nilai investasi dari komitmen pasti selama tiga tahun pertama eksplorasi mencapai USD21,7 juta, dengan bonus tanda tangan kepada pemerintah sebesar USD1,1 juta.
“Ini membuktikan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih memiliki daya tarik kuat bagi investor global,” kata Tri Winarno.
Menurut Tri, hasil lelang ini menjadi bukti bahwa reformasi kebijakan yang dilakukan pemerintah, termasuk skema bagi hasil yang lebih fleksibel dan insentif fiskal, mulai menunjukkan dampak positif. Dalam empat tahun terakhir, tercatat sudah ada 24 Kontrak Kerja Sama (KKS) baru yang ditandatangani.
Pemerintah, kata Tri, terus memperbaiki iklim investasi migas nasional dengan regulasi yang lebih menarik dan berorientasi pada peningkatan daya saing.
“Kami mengajak seluruh pemenang lelang untuk segera menyelesaikan kontrak kerja sama dan menjalankan komitmen pasti mereka sesuai jadwal. Ini penting bagi keberlanjutan ketahanan energi nasional,” ujarnya.
Tiga Strategi Dorong Produksi Migas
Tri juga memaparkan arahan strategis Menteri ESDM dalam rangka mendukung peningkatan produksi migas nasional, baik jangka pendek maupun panjang. Tiga strategi utama yang disiapkan adalah:
Optimalisasi teknologi, termasuk rekahan multi tahap horizontal dan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Reaktivasi sumur dan lapangan idle, baik secara mandiri oleh Kontraktor KKS maupun kerja sama dengan mitra.
Eksplorasi masif, dengan rencana penawaran sekitar 60 wilayah kerja baru dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya menjaga pasokan energi nasional sekaligus memperbesar kontribusi sektor hulu migas terhadap perekonomian.