Bisnisia.id | Jakarta – Industri manufaktur Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 4,75% pada tahun 2024, seiring dengan perekonomian nasional yang turut melesat hingga 5,03%. Dari pertumbuhan ekonomi tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi tertinggi, mencapai 0,90% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Â
“Artinya, rata-rata 20% dari pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari sektor manufaktur, diikuti oleh sektor perdagangan di posisi kedua,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Minggu (23/2/2025). Â
Sektor Industri Pengolahan Non-Migas tetap menjadi pilar utama perekonomian Indonesia. Kontribusinya pada sektor ekspor juga sangat dominan, mencapai USD 196,54 miliar, atau setara 74,3% dari total ekspor nasional pada tahun 2024. Â
Dari sisi investasi, sektor pengolahan non-migas mampu menyerap dana investasi sebesar Rp 721,3 triliun, mencakup 42,1% dari total realisasi investasi nasional. Tidak hanya itu, penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga mengalami peningkatan, dari 17,43 juta pekerja pada tahun 2020 menjadi 19,96 juta pekerja pada tahun 2024. Â
Pertumbuhan yang konsisten di sektor manufaktur ini menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah optimis sektor ini akan terus menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Â