Bisnisia.id | Banda Aceh – Kabar gembira bagi petani di Provinsi Aceh. Harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik alami kenaikan cukup signifikan, mencapai Rp 3.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp 2.500 per kg. Namun, di sisi lain, produktivitas kebun rakyat masih rendah.
Wakil Sekjen Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Fadhli Ali, yang dihubungi Minggu (8/12/2024), mengatakan bahwa kenaikan harga TBS dipicu oleh naiknya harga ekspor minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang mencapai Rp 16.000 per kg.
“Ini (Rp 3.000) merupakan harga tertinggi dalam dua tahun terakhir. Tahun 2022, saat pemerintah melarang ekspor CPO, harga TBS di Aceh sempat mencapai Rp 3.400 per kg,” kata Fadli kepada Bisnisia.id.
Fadhli menuturkan bahwa saat ini harga jual ke pabrik kelapa sawit bervariasi; beberapa pabrik masih membeli di bawah Rp 3.000, sementara yang lain membeli di atasnya. “Belum semua daerah mengalami kenaikan signifikan,” ujarnya.
Daerah yang mengalami kenaikan harga antara lain Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Jaya, Aceh Singkil, dan Subulussalam. Fadhli berharap harga akan terus naik dan merata di semua daerah di Aceh.
Dia menambahkan, selain karena kenaikan harga ekspor CPO, penurunan panen juga menjadi salah satu pemicu kenaikan harga. Saat ini, kebun-kebun rakyat sedang mengalami masa trek, yaitu masa di mana produksi buah kelapa sawit yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan keadaan normal. Biasanya masa trek berlangsung selama empat bulan.
Kenaikan harga TBS memberikan harapan besar bagi petani. Namun, di sisi lain, produktivitas kebun sawit rakyat di Aceh masih rendah. Dalam setahun, rata-rata panen dari 1 hektar lahan berkisar antara 15 ton hingga 20 ton, jauh di bawah produktivitas kebun perusahaan yang mencapai 25 ton hingga 35 ton per tahun per hektar.
Fadhli mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat, petani harus menerapkan pola tanam dan pola perawatan yang tepat. Dengan peningkatan produktivitas dan kenaikan harga, diharapkan kesejahteraan petani sawit akan lebih terjamin.
Saat ini, Aceh memiliki lebih dari 500 ribu hektar lahan kelapa sawit dengan perkiraan lebih ada 270.000 keluarga bergantung hidup dari hasil sawit. Perkebunan kelapa sawit juga telah memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan di daerah tersebut.