HAkA dan BPS Luncurkan Buku Dua Dekade Deforestasi Hutan Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) meluncurkan buku Dua Dekade Deforestasi di Aceh: Dari Hilangnya Hutan hingga Penurunan Kesejahteraan di Aula Gedung BPS Aceh, Selasa (25/2/2025).

Buku ini mengungkap dampak hilangnya hutan terhadap lingkungan serta kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Aceh dalam kurun waktu 2003–2023.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, A. Hanan, menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen kuat dalam menangani deforestasi. Menurutnya, hilangnya hutan di Aceh bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi juga ancaman serius bagi masyarakat dan ekonomi lokal.

Baca juga:  Indatu D'Coco, Ikon Baru Minuman Kelapa dari Aceh

“Deforestasi bukan hanya tentang hilangnya tutupan hutan, tetapi juga meningkatnya risiko bencana alam, terganggunya keseimbangan ekosistem, serta berkurangnya sumber daya yang menopang kehidupan masyarakat. Pemerintah Aceh terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk melindungi dan memulihkan hutan kita,” ujarnya.

WhatsApp Image 2025 02 25 at 17.25.16
Launching Buku dan Talkshow “Dua Dekade Deforestasi di Aceh: Dari Hilangnya Hutan hingga Penurunan Kesejahteraan” di Aula Kantor BPS Provinsi Aceh, Selasa, (25/2/2025).

Hanan juga menjelaskan bahwa Aceh memiliki kawasan hutan seluas 3,5 juta hektare berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 580 Tahun 2018. Namun, tekanan terhadap hutan masih tinggi akibat aktivitas ilegal, alih fungsi lahan, serta ekspansi industri.

Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan, menyoroti dampak deforestasi terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Yayasan HAkA, selama dua dekade terakhir (2003–2023), Aceh telah kehilangan sekitar 324.488 hektare hutan, atau sekitar 10% dari luas tutupan hutan pada 2023 yang tercatat sebesar 3,33 juta hektare.

Baca juga:  Manchester City Habiskan Rp3,7 Triliun untuk Perkuat Skuad

“Aceh bukan hanya rumah bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga sumber kehidupan masyarakat. Jika deforestasi terus terjadi, kita akan menghadapi peningkatan bencana, kehilangan sumber daya alam, serta penurunan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Badrul berharap publikasi ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah, masyarakat sipil, serta semua pihak yang berkepentingan dalam merancang kebijakan dan langkah konkret untuk melindungi serta memulihkan hutan Aceh.

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menekankan bahwa data yang akurat sangat penting dalam perumusan kebijakan untuk mengatasi deforestasi dan dampaknya.

“Data sangat penting untuk memahami kondisi Aceh saat ini. Deforestasi berkontribusi terhadap meningkatnya bencana dan masih rendahnya kesejahteraan masyarakat. Kami di BPS Aceh berkomitmen untuk terus menyediakan data berkualitas guna mendukung kebijakan konservasi dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.

Baca juga:  Perdana, Kwartir Pramuka Kota Lhokseumawe Adakan PPIM di Misbahul Ulum

Ahmadriswan juga menambahkan bahwa buku ini menunjukkan adanya trade-off antara pemanfaatan hutan dan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, masih ada kesempatan untuk memperbaiki kondisi ini jika semua pihak bekerja sama dalam menjaga hutan Aceh.

“Aceh belum terlambat. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menghasilkan kebijakan yang lebih baik dalam melindungi hutan dan lingkungan,” tutupnya.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Efisiensi Anggaran, Prabowo Pangkas Belanja Rp 306,69 Triliun melalui Inpres No. 1 Tahun 2025

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengeluarkan...

Aceh Tambah Medali Perak dan Perunggu di Cabor Dayung PON XXI Aceh-Sumut 2024

Bisnisia.id | Jantho –  Kontingen Aceh kembali menambah koleksi...

Pemerintah Aceh Buka Seleksi Kepala BPMA 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Bisnisia.id | Banda Aceh - Pemerintah Aceh resmi...

Petani Aceh Besar Dukung PON, tetapi Jadwal Tanam Tetap Berjalan

KOTA JANTHO - Petani di wilayah Aceh Besar berencana...

Aceh Kaya Komoditas, tetapi Lemah Pada Pengolahan Pasca Panen

Bisnisia.id | Banda Aceh – Meskipun Aceh dikenal memiliki...

Harga Ikan di Banda Aceh Naik, Tongkol Rp 20 Ribu/Kg

Bisnisia.id | Banda Aceh - Cuaca buruk yang melanda...

Syech Fadhil Dukung Pembentukan Dinas Dayah di Kabupaten Kota

Bisnisia.id | BANDA ACEH - Calon Wakil Gubernur Aceh,...

Penyaluran Kredit Agustus 2023 Rp 6,739 Triliun

BISNISKITA.ID | Jakarta - Laju pertumbuhan kredit perbankan terus...

Foto: Festival Nusa, Persembahan Gampong Aceh untuk Dunia

Bisniskita.id | Jantho – Lembaga Pariwisata Gampong Nusa kembali...

IHSG Dibuka Naik Tipis, Bertahan di Zona Hijau

Bisnisia.id | Jakarta –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...

PT PEMA Yakinkan Investor, KKA Dihidupkan Kembali pada 2025

Bisnisia.id | Banda Aceh - PT Pembangunan Aceh (PEMA)...

Blue Planet Fund, Langkah Baru Indonesia-Inggris dalam Konservasi Laut

Bisnisia.id | Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)...

Penang FC Siap Beri Perlawanan Sengit Hadapi Persiraja

Bisnisia.id | BANDA ACEH - Tim Liga Super Malaysia,...

Dorong Ekosistem Perfilman Aceh, Aceh Documentary Gelar Adoc Lab 2nd Writing Script

Bisnisia.id | Banda Aceh – Aceh Documentary menggelar program...

Warga Aceh Jadi Korban Investasi Bodong

Bisnisia.id | Banda Aceh— Fenomena investasi bodong kembali mencuat...

Pengelolaan Tata Ruang Aceh Harus Berlandas Nilai Islam dan Keadilan

Bisnisia.id | Banda Aceh - Muzakarah Kebijakan Ruang Aceh...

Pesisir yang Berdaya, Cerita di Balik KUB Semangat Nelayan

Bisnisia.id | Aceh Barat – Koperasi Usaha Bersama (KUB)...

Pasar Menjanjikan, Pengrajin Kasab Aceh Harus Berinovasi

BISNISIA.ID - Penjabat Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, mengajak para...

YARA Desak Pemerintah Aceh Evaluasi Izin PPKS PT Ensem Abadi

Bisnisia.id | Aceh Barat Daya – Kepala Perwakilan Yayasan...

Literasi Rendah, Masyarakat Aceh Rentan Terjerat Perdagangan Orang

Bisnisia.id | Banda Aceh - Dalam delapan tahun terakhir,...